PENDAHULUAN
Latar belakang
Konsep hidrologi merupakan rencana awal untuk melakukan suatau kegiatan yang berkaitan dengan perlakuan air dan penggnaan air serta organisasi air dan tata air. Permukaan bumi yang kita huni memiliki keadaan tempat yang berbeda. Ada tempat dataran rendah, dataran tinggi, tempat yang suhunya tinggi, curah hujan tinggi dan tempat yang dingin. Perbedaan tempat tersebut mengakibatkan kecepatan angin, suhu, kelembapan dan lama penyinaran serta intensitas radiasi yang berbeda pula. Menentukan kondisi hidrologi suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi hidrologi, perlunya ada instrumensi hidrologi karena hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui siklus hidrologi pada suatu daerah hingga kita bisa mengetahui kapan hujan, waktu tanam yang tepat dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, keterkaitan antara kondisi hidrologi dengan penggunaan lahan serta penutupan lahan sangat berkaitan erat. Dimana dalam kondisi lapangan akan tergantung pada proses penggunaan dan penutupan lahan yang dilakukan masyarakat penggiat pertanian. Berkaitan hal tersebut, seperti yang terlihat di pada saat pelaksanaan praktek lapang di Polewali Mandar terdapat beberapa parameter hidrologi yang terlihat dan teridentifikasi. Hal ini yang kemudian menjadi bahan acuan dalam pelaporan praktek lapang yang telah dilakukan.
Maka dari itu, melalui analisis dan sintesis dari data dan fakta yang telah didapatkan dilapangan kami mendapatkan beberapa hala yang berkaitan denagn kondisi hidrologi, khususnya pada penggunaan pada wilayah pertanian di Polewali Mandar Sulawesi Barat.
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kabupaten Polewali Mandar salah satu daerah dalam wilayah Sulawesi Barat yang terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia, karena hanya SDM yang andal, tangguh dan siap pakai mempunyai peran penting terhadap sukses tidaknya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.Dengan mengacu kepada visi dan misi daerah yang tercantum dalam Pola Dasar Pembangunan Polewali Mandar yakni terwujudnya kemandirian masyarakat Polewali Mandar yang bernafaskan ajaran agama dan nilai-nilai budaya “Sipamandar”. Jarak tempuh dari ibukota Makassar Sulawesi Selatan ±255 km dan ibukota Mamuju Sulawesi Barat ±300 km, dengan luas wilayah 4.781,53 km2 (sebelum pemekaran), setelah pemekaran berkurang menjadi 3.240,56 km2.
KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten polewali mandar merupakan salah satu kabupaten yang secara administartif dulunya adalah wilayah Sulawesi selatan. Namun setelah pemekaran wilayah, daerah ini menjadi daerah yang berdiri dengan pemerintahn sendiri.
Kabupaten Polewali Mandar secara geografis terletak antara
3° 4' 10'' - 3° 32' 00'' Bujur Timur dan 118°40'27'' - 119°29'41'' Bujur Timur.
3° 4' 10'' - 3° 32' 00'' Bujur Timur dan 118°40'27'' - 119°29'41'' Bujur Timur.
Kabupaten ini dibatasi:
SebelahUtara: Kabupaten Mamasa
SebelahTimur: Kabupaten Pinrang
Sebelah Selatan:Selat Makassar
Sebelah Barat: Kabupaten Majene
SebelahUtara: Kabupaten Mamasa
SebelahTimur: Kabupaten Pinrang
Sebelah Selatan:Selat Makassar
Sebelah Barat: Kabupaten Majene
POTENSI WILAYAH
Tanaman Pangan
Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan berprospek cerah. Hal pengembangan agribisnis sekaligus peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani untuk dapat menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai Komoditas unggulan, daerah ini juga berupaya unggul secara nasional di bidang palawija, antara lain jagung, kedelai dan ubi kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga digalakkan. Adapun di bidang hortikultira, Polewali Mandar juga mengandalkan durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan. Berdasarkan pada data yang kami dapatkan bahwa, Produksi padi di Polewali Mandar pada tahun 2004 sebesar 151.586,53 ton yang di panen dari areal seluas 30.249 ha atau rata-rata 5,01 ton per hektar. Yang berarti naik sekitar 6,42 % dibandingkan tahun 2003 yang menghasilkan 142.444,57 ton padi dengan luas panen 25.987 ha atau rata-rata produksi padi di daerah ini dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,4 persen dari seluruh produksi padi atau sebesar 148.611.12 ton. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang. Adapun produksi jagung pada tahun 2004 sebesar 3.018,27 ton dengan luas panen 902 ha atau menghasilkan rata-rata 3,35 ton/ha.
Perkebunan
Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek: ekonomi, ekologi dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah yang berimplikasi pada aspek sosial (social security). Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdampak pada aspek sosial pembangunan (social change). Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi seperti kakao, kopi, kelapa, cengkeh, kemiri dan jambu mente masih sangat diandalkan sebagai komoditas unggulan di Polewali Mandar. Luas areal tanaman perkebunan rakyat secara keseluruhan sebesar 81.276,12 ha. Dari luas ini. Sebesar 65.444,03 ha merupakan luas tanaman perkebunan rakyat yang paling menghasilkan. Data dari dinas terkait menyebutkan, bahwa pada tahun 2004 produksi tanaman perkebunan yang terbesar adalah kakao dan kelapa dalam masing-masing sebesar 30.146.67 ton dan 20.069,49 ton.
Kehutanan
Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu, berbagai upaya digalakkan, antara lain dengan peningkatan keterampilan sumberdaya manusia dalam penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan secara profesional di Polewali Mandar yang menghasilkan komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus digalakkan. Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2004) menunjukkan bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 72.814 ha yang terdiri dari 55.375 ha hutan lindung, 16,539 ha hutan produksi dan 900 ha merupakan cagar alam. Dari hutan tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2004 masing-masing mencapai 2.025.238 kubik dan 1,375 kubik.
Peternakan
Kebijakan pembangunan sektor peternakan Kabupaten Polewali Mandar didasarkan pada rencana pembangunan tahunan daerah ini dan merujuk kepada program nasional di bidang peternakan. Titik fokus pembangunan peternakan disini dalam arti luas, yaitu peningkatan populasi ternak dari tahun ke tahun. Iklim Polewali Mandar cocok untuk budidaya ternak besar yang pada tahun 2004 memiliki populasi sebagai berikut: sapi 26.185 ekor, kerbau 3.521 ekor dan kuda 5.403 ekor, sedangkan untuk populasi ternak kecil seperti kambing dan babi, masing-masing sebesar 110,471 ekor dan 14.506 ekor. Adapun unggas senantiasa meningkat seperti ayam buras mencapai 2.127.425 ekor, ayam ras 168.028 ekor dan itik lokal sebesar 1.383.688 ekor.
Perikanan
Selain kawasan daratan dan pegunungan, Kabupaten polewali Mandar juga merupakan daerah yang berada di kawasan maritim. Dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan luas perairan 86.921 km2, masyarakat pesisir Polewali Mandar telah menciptakan kebudayaan bahari yang sangat khas. Salah satu upaya pemanfaatan perairan Mandar adalah aktivitas para nelayan dalam menangkap ikan atau membudidayakan potensi laut lainnya.
Selain hasil tangkapan nelayan Mandar (ikan tuna, cakalang, tongkol), ikan juga dibudidayakan dengan sistem pertambakan (bandeng dan udang). Dengan demikian, potensi perikanan Kabupaten Polewali Mandar (laut maupun tambak) sangat besar. Data dari dinas terkait di Polewali Mandar menunjukkan bahwa pada tahun 2004 tercatat 23.491,7 ton yang terdiri dari 20.456,3 ton produksi perikanan laut dan 3.035,3 ton perikanan darat. Produksi perikanan ini mengalami peningkatan dari 1.501 unit menjadi 1.513 unit, yaitu masing-masing perahu/kapal penangkap ikan tak bermotor bertambah 4 unit, motor tempel bertambah 6 unit dan kapal motor bertambah 2 unit, sehingga secara keseluruhan bertambah 12 unit.
KONDISI PERTANIAN
Kabupaten Polman merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pangan di Propinsi Sulawesi Barat. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Kabupaten Polman adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan. Produksi padi Kabupaten Polman tahun 2009 sebesar 195.906,00 ton yang dipanen dari areal seluas 29.368 ha atau rata -rata 6,67 ton per hektar yang berarti turun sekitar 4,95 persen dibandingkan dengan tahun 2008, yang menghasilkan 206.082,00 ton padi dengan luas panen 31.224 ha atau rata-rata produksi 6,6 ton per hektar.
Sebagian besar produksi padi di Kabupaten Polman dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 97,33 persen dari seluruh produksi padi atau sebesar 190.678,00 ton. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang. Produksi jagung Kabupaten Polman pada tahun 2009 sebesar 4.562 ton dengan luas panen 1.509 ha atau menghasilkan rata-rata 3,02 ton/ha. Produksi ubi jalar, ubi kayu dan kacang-kacangandapat dilihat pada tabel dibawah ini :
LUAS LAHAN SAWAH DAN BUKAN SAWAH DIRINCI PER KECAMATAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2009 (Dalam Hektar)
KECAMATAN District | LAHAN SAWAH Rice Field | LAHAN BUKAN SAWAH Non Rice Field | JUMLAH TOTAL | |
LAHAN KERING Dry Farm | LAINYANYA Others | |||
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
01. Tinambung | 335 | 1.689 | 110 | 2.134 |
02. Balanipa | - | 3.742 | - | 3.742 |
03. Limboro | 63 | 4.692 | - | 4.755 |
04. Tutar | 600 | 35.093 | 2 | 35.695 |
05. Allu | - | 22.828 | 2 | 22.830 |
06. Campalagian | 2.467 | 5.460 | 844 | 8.771 |
07. L u y o | 1.797 | 13.863 | - | 15.660 |
08. Wonomulyo | 2.980 | 1.692 | 2.610 | 7.282 |
09. Mapilli | 2.324 | 5.130 | 512 | 7.966 |
10. Tapango | 1.260 | 11.306 | 15 | 12.581 |
11. Matakali | 1.786 | 3.629 | 347 | 5.762 |
12. Polewali | 921 | 1.624 | 90 | 2.635 |
13. Binuang | 1.109 | 10.675 | 550 | 12.334 |
14. Anreapi | 241 | 12.221 | - | 12.462 |
15. Matangnga | 105 | 23.372 | 20 | 23.497 |
16. Bulo | 100 | 24.015 | 9 | 24.124 |
JUMLAH Total | 16.088 | 181.031 | 5.111 | 202.230 |
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polewali Mandar
LUAS PANEN, PRODUKSI,DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PANGAN TAHUN 2006-2009
Jenis Tanaman Kinds of crop | Satuan Set of | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 |
1 | 2 | 3 | | | |
Padi sawah Luas panen produksi Produktivitas Padi ladang Luas panen produksi Produktivitas Jagung Luas panen produksi Produktivitas Kacang kedelai Luas panen produksi Produktivitas Kacang tanah Luas panen produksi Produktivitas Kacang hijau Luas panen produksi Produktivitas Ubi kayu Luas panen produksi Produktivitas Ubi jalar Luas panen Produksi Produktivitas | Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha Ha Ton Kuital/ha | 27.661 187.267 67,7 2615 5.969 22,8 843 2.766 32,02 441 903 22,0 21 28 13,8 447 885 19,8 329 4.878 146,3 88 897 101,9 | 29.132 203.968 70,0 2.118 4.880 23,0 2.003 6394 31,9 14 33 23,6 50 68 13,6 506 1.066 21,1 279 3.920 140,5 103 931 90,4 | 28.453 199.457 70,1 2.771 6.625 23,9 1.231 3.748 30,4 863 1.825 21,1 41 63 15,4 431 858 19,9 502 6.931 138,1 142 1.216 85,6 | 27.191 190.678 190 2.177 5.228 24,0 1.509 4.560 30,2 152 328.,34 21,6 47 72 15,3 218 463,83 21,3 452 6.151 136,1 134 1.173 87,5 |
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polewali Mandar
KEADAAN UMUM HIDROLOGIS LOKASI PRAKTEK LAPANG
Berdasarkan pada data hasil survey dan observasi yang telah kami lakukan di daerah lokasi praktek lapang. Kami dapat menggambarkan dlam dua poin yaitu :
a. Kondisi pertanian (persawahan) atau penggunaan lahan pertanian secara umum.
Dari hasil yang kami lihat dilapangan sepanjang jalan dipenuhi dengan kawasan pertanuian khususnya kawasan pertanian lahan basah. Hal ini didukung dengan jaringan irigasi yang memadai dengan pasokan air irigasi yang memadai pula. Dari beberapa daerah yang kami kunjungi, teridentifikasi bahwa masih baiknya kondisi hidrologis pada kabupaten polewali mandar. Hal ini dipertegas dengan kondisi pertanian lahan basah yang berlangsung sepanjang tahun. Berdasarkan data yang diperoleh hal ini dipengaruhi oleh kondisi alam pada wilayah ini yang masih terjaga, uatamanya pada daerah sungai pada baguan hulunya. Sehingga pasokan air untuk irigasi tetap terjaga sepanjang tahun.
Dan pada daerah perkebunan terlihat, masih bagusnya sumber air. Sehingga air bisa mengalir lancar pada saluran-saluran drainase yang telah dibuat oleh masyarakat petani setempat. Hal ini juga dipengaruhi oleh factor penggunaan lahan yang sesuai dan penutupan lahan. Bukan hanya untuk kegiatan pertanian, air melimpah ruah sehingga diguanakan juga oleh masyarakat setempat untuk tujaun konsumsi ruamah tangga.
Dalam hal penggunaan lahan terkait denagan jaringan irigasi yang ada, pada umumnya digunakan untuk pertanian lahan basah ( persawahan, dan perikanan), dan untuk daerah perkebunan utamanya perkebunan kakao dan sedikit untuk tanaman hortikultura. Namun ketersediaan air teridentifikasi lancer dan tersedia sepanjang tahun.
b. Kondisi perairan (irigasi)
Dari hasil kunjungan yang kami lakukan terkait dengan kondisi irigasi daerah Polman terdapat beberapa jaringan irigasi seperti bendungan pekkabata, bendungan sekka-sekka dan masih banyak bendungan yang belum teridentifikasi pada saat kunjungan kam. Salah satu jaringan irigasi yang kami kunjungi adalah jaringan irigasi sekka-sekka.
Jaringan irigasi sekka-sekka merupkan jaringan irigasi terbesar yang ada di polewali mandar. Berdasarkan data yang kami dapatkan di lapangan terlihat bahwa jaringan irigasi ini mampu menyuplai pasokan air untuk areaal persawahan sekitar 26.000 Ha.
Karena pada ummnya potensi sektor pertanian kabupaten Polewali Mandar adalah tanaman pangan berupa sawah dengan luas areal 26.000 Ha, terdiri dari sawah beririgasi teknis 7.207 (belum termasuk persawahan dengan irigasi dari bendungan Sekka-sekka dengan luas sekitar 12.000 ha), Setengah teknis 1.509 Ha, pengairan sederhana 5.787 Ha, irigasi non PU (swadaya)4.763Ha dan sawah tadah hujan 1.182 Ha.
Setelah berfungsinya irigasi Sekka-sekka yang meliputi 3 kecamatan yaiyu Wonomulyo, Tapango dan Mapalili pertanaman padi setiap tahun pada areal 14.367 ha menghasilkan 95.425 ton dengan harga gabah kering panaen dengan irigasi yang teratur pertanaman padi dilakukan pada areal 16.426 ha setiap tahun yang diperkirakan menghasilkan 122,313 ton gabah kering setiap kali panen.
Jaringan irigasi sekka-sekka
Adanya system buka tutup pada masing-masing pintu air pada bendungan ini tergantung pada tingkat kebutuhan air irigasi setiap areal persawahan. Bendungan ini dilengkapi dengan system yang menggunakan mesin dalam proses kerja mekanisme buka tutup untuk tujuan pengairan persawahan. Selain itu bendungan ini dilengkapi dengan dua pintu besar yang diatur system buka tutupnya berdasarkan tingkat kebutuhan pertanian. System buka tutup diatur menurut ketinggian air dan tingkat kebutuhan air bagi pengairan persawahan.
Sumber : Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Polewali Mandar
Direktori data dan informasi kementerian pekerjaan umum » direktori infrastruktur » jaringan irigasi
polewalimandarkab.go.id
Badan Pusat Statistik Kabupaten Polewali Mandar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar