Social Icons

Pages

About me

sebuah nama sebuah serita dan seutas mimpi......

Selasa, 07 Desember 2010

sumber daya air tawar


SUMBER DAYA AIR TAWAR

Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.
97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari dua per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan. Ekosistem air tawar yang tinggi keanekaragamannya saat ini terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.

Sumber-sumber Air Tawar
Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan.
Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan waduk buatan, permeabilitas tanah di bawah waduk, karakteristik aliran pada area tangkapan air, dan ketepatan waktu presipitasi. Semua faktor tersebut juga mempengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.
Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang menghancurkan faktor-faktor tersebut. Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting. Sebagian manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani membutuhkan banyak air ketika akan menanam padi dan membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam palawija. Untuk mensuplai petani dengan air, sistem air permukaan membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan melepaskannya pada suatu waktu tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan air sepanjang waktu, misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk pendinginan, atau pembangkit listrik tenaga air. Untuk mensuplainya, sistem perairan permukaan harus terisi ketika aliran arus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.

Air tanah
Air tanah adalah air tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan dalam. Sistem perairan di bawah permukaan dapat disamakan dengan sistem perairan permukaan dalam hal adanya input, output, dan penyimpanan. Perbedaan yang paling mendasar adalah kecepatan dan kapasitasnya; air tanah mengalir dengan kecepatan bervariasi, antara beberapa hari hingga ribuan tahun untuk muncul kembali ke perairan permukaan dari wilayah tangkapan hujan, dan air tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dari perairan permukaan.
Input alami dari air tanah adalah serapan dari perairan permukaan, terutama wilayah tangkapan air hujan. Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.
Air tanah mengalami ancaman berarti menghadapi penggunaan berlebihan, misalnya untuk mengairi lahan pertanian. Penggunaan secara belebihan di area pantai dapat menyebabkan mengalirnya air laut menuju sistem air tanah, menyebabkan air tanah dan tanah di atasnya menjadi asin (intrusi air laut). Selain itu, manusia juga dapat menyebabkan air tanah terpolusi, sama halnya dengan air permukaan yang menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan.

Proses Desalinasi
Desalinasi adalah proses buatan untuk mengubah air asin (umumnya air laut) menjadi air tawar. Proses desalinasi yang paling umum adalah destilasi dan osmosis terbalik. Desalinasi saat ini cukup mahal jika dibandingkan dengan mengambil langsung dari sumber air tawar, hanya sebagian kecil kebutuhan manusia terpenuhi melalui desalinasi. Proses ini terjadi secara ekstensif di Teluk Persia untuk mensuplai air bagi beberapa wilayah di Timur Tengah dan fasilitas wisata dan perhotelan di wilayah tersebut.

Air beku

Bongkahan es yang terlihat di New Foundland, Canada


Es yang membeku di kutub dan glasier berpotensi untuk dijadikan sumber air tawar karena dua per tiga air tawar dunia berada dalam bentuk es. Beberapa skema telah diajukan untuk menjadikan gunung es di kutub sebagai sumber air, namun hingga saat ini hal itu hanya sekedar rencana. Aliran glasier saat ini dikatakan sebagai salah satu perairan permukaan.
Himalaya mengandung glasier dan es dalam jumlah besar di luar wilayah kutub, dan menjadi sumber dari sepuluh sungai besar di Asia yang menghidupi miliaran manusia. Masalah yang terjadi saat ini adalah peningkatan temperatur dunia yang cukup cepat, Nepal saat ini mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,6 derajat Celcius sejak sepuluh tahun lalu, sementara dunia mengalami peningkatan sebesar 0,7 sejak ratusan tahun yang lalu.

Penggunaan air tawar
Penggunaan air tawar dapat dikategorikan sebagai penggunaan konsumtif dan non-konsumtif. Air dikatakan digunakan secara konsumtif jika air tidak dengan segera tersedia lagi untuk penggunaan lainnya, misalnya irigasi (di mana penguapan dan penyerapan ke dalam tanah serta penyerapan oleh tanaman dan hewan ternak terjadi dalam jumlah yang cukup besar). Jika air yang digunakan tidak mengalami kehilangan serta dapat dikembalikan ke dalam sistem perairan permukaan (setelah diolah jika air berbentuk limbah), maka air dikatakan digunakan secara non-konsumtif dan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pertanian
Diperkirakan 69% penggunaan air di seluruh dunia untuk irigasi. Di beberapa wilayah irigasi dilakukan terhadap semua tanaman pertanian, sedangkan di wilayah lainnya irigasi hanya dilakukan untuk tanaman pertanian yang menguntungkan, atau untuk meningkatkan hasil. Berbagai metode irigasi melibatkan perhitungan antara hasil pertanian, konsumsi air, biaya produksi, penggunaan peralatan dan bangunan.
Metode irigasi seperti irigasi beralur (furrow) umumnya tidak terlalu mahal namun kurang efisien karena banyak air yang mengalami evaporasi, mengalir atau terserap ke area di bawah atau di luar wilayah akar. Setiap sistem yang tidak diatur dengan benar dapat menyia-nyiakan sumber daya air, sedangkan setiap metode memiliki potensi untuk efisiensi yang lebih tinggi pada kondisi tertentu di bawah pengaturan waktu dan manajemen yang tepat.
Saat populasi dunia meningkat, dan permintaan terhadap bahan pangan juga meningkat dengan suplai air yang tetap, terdapat dorongan untuk mempelajari bagaimana memproduksi bahan pangan dengan sedikit air, melalui peningkatan metode dan teknologi irigasi, manajemen air pertanian, tipe tanaman pertanian, dan pemantauan air.



Industri
Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri. Banyak pengguna industri yang menggunakan air, termasuk pembangkit listrik yang menggunakan air untuk pendingin atau sumber energi, pemurnian bahan tambang dan minyak bumi yang menggunakan air untuk proses kimia, hingga industri manufaktur yang menggunakan air sebagai pelarut. Porsi penggunaan air untuk industri bervariasi di setiap negara, namun selalu lebih rendah dibandingkan penggunaan untuk pertanian.
Air juga digunakan untuk membangkitkan energi. Pembangkit listrik tenaga air mendapatkan listrik dari air yang menggerakkan turbin air yang dihubungkan dengan generator. Pembangkit listrik tenaga air adalah pembangkit listrik yang rendah biaya produksi, tidak menghasilkan polusi, dan dapat diperbarui. Energi ini pada dasarnya disuplai oleh matahari; matahari menguapkan air di permukaan, yang lalu mengalami pengembunan di udara, turun sebagai hujan, dan air hujan mensuplai air bagi sungai yang mengaliri pembangkit listrik tenaga air.
Penggunaan industrial lainnya adalah turbin uap dan penukar panas, juga sebagai pelarut bahan kimia. Keluarnya air dari industri tanpa dilakukan pengolahan terlbih dahulu dapat disebut sebagai polusi. Polusi meliputi pelepasan larutan kimia (polusi kimia) atau pelepasan air sisa penukaran panas (polusi termal). Industri membutuhkan air murni untuk berbagai aplikasi dan menggunakan berbagai tehnik pemurnian untuk suplai air maupun limbahnya.

Rumah tangga
Diperkirakan 15% penggunaan air di seluruh dunia adalah di rumah tangga. Hal ini meliputi air minum, mandi, memasak, sanitasi, dan berkebun. Kebutuhan minimum air yang dibutuhkan dalam rumah tangga menurut Peter Gleick adalah sekitar 50 liter per individu per hari, belum termasuk kebutuhan berkebun. Air minum haruslah air yang berkualitas tinggi sehingga dapat langsung dikonsumsi tanpa risiko bahaya. Di sebagian besar negara-negara berkembang, air yang disuplai untuk rumah tangga dan industri adalah air minum standar meski dalam proporsi yang sangat kecil digunakan untuk dikonsumsi langsung atau pengolahan makanan.

Rekreasi
Penggunaan air untuk rekreasi biasanya sangatlah kecil, namun terus berkembang. Air yang digunakan untuk rekreasi biasanya berupa air yang ditampung dalam bentuk reservoir, dan jika air yang ditampung melebihi jumlah yang biasa ditampung dalam reservoir tersebut, maka kelebihannya dikatakan digunakan untuk kebutuhan rekreasional. Pelepasan sejumlah air dari reservoir untuk kebutuhan arung jeram atau kegiatan sejenis juga disebut sebagai kebutuhan rekreasional. Hal lainnya misalnya air yang ditampung dalam reservoir buatan (misalnya kolam renang).
Penggunaan rekreasional umumnya non-konsumtif, karena air yang dilepaskan dapat digunakan kembali. Pengecualian terdapat pada penggunaan air di lapangan golf, yang umumnya sering menggunakan air dalam jumlah berlebihan terutama di daerah kering. Namun masih belum jelas apakah penggunaan ini dikategorikan sebagai penggunaan rekreasional atau irigasi, namun tetap memberikan efek yang cukup besar bagi sumber daya air setempat.
Sebagai tambahan, penggunaan rekreasional mungkin akan mengurangi ketersediaan air bagi kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.

Lingkungan dan Ekologi
Penggunaan bagi lingkungan dan ekologi juga sangat kecil namun terus berkembang. Penggunaan air untuk lingkungan dan ekologi meliputi lahan basah buatan, danau buatan yang ditujukan untuk habitat alam liar, konservasi satwa ikan, dan pelepasan air dari reservoir untuk membantu ikan bertelur.
Seperti penggunaan untuk rekreasi, penggunaan untuk lingkungan dan ekologi juga termasuk penggunaan non konsumtif, namun juga mengurangi ketersediaan air untuk kebutuhan lainnya di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
Krisis Air
Menurut World Business Council for Sustainable Development, krisis air adalah situasi di mana tidak cukup air untuk semua kebutuhan, baik itu untuk pertanian, industri, rumah tangga, atau yang lainnya. Secara kasat mata, warga dunia kini hidup di bawah bayang-bayang krisis air. Menjelang peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 21 April lalu, World Water Fbrum mengingatkan kondisi air dunia saat ini yang telah berada di ambang kritis. Lampu kuning ini menandakan Indonesia pun berada di bawah bayang-bayang krisis air. Konservasi terhadap sumber kebutuhan dasar manusia yang satu ini patut dilakukan.
Bagi sebagian orang, peringatan krisis air bisa menuai pro dan kontra mengingat samudra yang luas mengandung air yang melimpah. Planet bumi pun dijuluki sebagai planet air. Hampir dua pertiga bagian permukaan dan perut bumi ditutupi air. Namun, 97,5 persen dari 1.400 juta kilometer kubik total volume air di bumi merupakan air laut yang asin. Hanya 2,5 persen berupa air tawar.
Dari total air tawar yang ada, hanya 0,43 persen yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sisanya terkunci sebagai lapisan es atau glasier di Antartika dan Greenland serta di bawah lapisan tanah yang sangat dalam. Ini artinya jumlah air tawar yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh manusia dan mahluk hidup lainnya amat terbatas.
Keterbatasan sumber daya air tawar yang masih kurang disadari oleh sebagian besar masyarakat sehingga acap terjadi perilaku manusia yang eksploitatif untuk memanfaatkan air. Daerah-daerah yang secara geografis melimpah air lambat laun mulai mengalami kelangkaan. Sekadar menyebut contoh, di Pulau Samosir, Sumatera Utara, masyarakat yang tinggal di desa yang mengalami kekeringan saat musim kemarau harus berjalan berjam-jam dan berpuluh kilometer jauhnya hanya untuk memperoleh satu jeriken air bersih guna memenuhi kebutuhan minum dan masak. Di sisi lain, sebagian besar sumur di Jakarta, Surabaya, dan Medan airnya mengalami pencemaran logam berat dan bakteri E-coli (bakteri yang hidup di dalam tinja).
Paradigma lama yang menempatkan manusia dalam posisi yang amat eksploitatif terhadap alam sudah saatnya dikoreksi. Pandangan bahwa alam memiliki sumber daya yang tak terbatas sudah tidak tepat lagi. Indonesia sudah mengalami krisis air akibat menipisnya sumber-sumber daya alam yang pada gilirannya telah menciptakan bentuk kemiskinan baru di tengah masyarakat.
Zaman dulu, air untuk kebutuhan sehari-hari diambil dari sumur. Ilmu ekonomi pun merumuskannya sebagai barang gratis. Kualitas air tanah yang kerap diragukan kelayakannya karena sudah tercemar limbah industri dan mikroba mendorong warga mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli air kemasan demi menjaga kesehatan dan kualitas hidup.
Di masa mendatang, kriteria yang digunakan untuk merumuskan kaya atau miskin suatu negara tidak lagi hanya menggunakan parameter tingkatpendapatan per kapita. Berapa banyak jumlah penduduk yang dapat mengakses air bersih menjadi indikator lain yang penting. Bila menggunakan ukuran ini, kita akan terkejut ketika menghitung jumlah penduduk Indonesia yang belum bisa mengakses air bersih dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO (2008), penduduk kota di Indonesia yang beruntung dapat menikmati air bersih baru mencapai 65 persen. Sementara itu, di desa hanya 32 persen dan secara nasional hanya 42 persen. Ini-artinya, ada sekitar 133 juta lebih penduduk Indonesia yang belum beruntung bisa menikmati air bersih. Suatu jumlah yang sangat besar dan sekaligus beban yang sangat berat dipikul pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Dengan, pertumbuhan penduduk yang masih bertengger pada posisi 1,5 persen, bertambah sekitar 3,5 juta orang per tahun penduduk yang membutuhkan air bersih.

Upaya-upaya Penanggulangan Krisis Air Tawar
Pengelolaan sumber daya air tidak hanya untuk kebutuhan masa kini dan kepentingan jangka pendek, melainkan juga untuk kebutuhan jangka panjang. Untuk itu, ketika musim kemarau panjang tiba yang membuat sebagian warga kota dilanda kecemasan dengan suhu udara yang begitu panas, pemerintah kota patut memberi pelayanan yang baik kepada warga guna memperoleh air yang cukup.
Selama ini, untuk mengatasi persediaan air tanah yang kian menipis di musim kemarau, upaya yang dilakukan warga adalah memperdalam sumur pantek. Sebagian warga yang mampu secara ekonomi memasang jet-pump yang dapat menyedot air tanah lebih banyak dari kedalaman untuk mengisi bath-tub dan kolam renang, mencuci mobil, dan menyiram tanaman.
Perembesan (intrusi) air laut tak bisa dihindari lagi dan jangkauannya semakin meluas ke wilayah daratan. Konsekuensi logisnya, air tanah menjadi payau dan dampak jangka panjangnya dapat mengancam keselamatan gedung bertingkat tinggi yang menggunakan tiang pancang dari besi tanpa dilapisi dengan semen.
Guna mencegah krisis air di masa datang, paling tidak ada lima hal yang patut dipertimbangkan, yaitu:
Membuat sumur resapan. Warga kota dan para pengembang perumahan diharuskan membuat sumur resapan di setiap rumah. Air hujan yang mengalir di permukaan tanah, dengan adanya sumur resapan, bisa meresap masuk ke dalam tanah dan menjadi cadangan air tanah yang sangat baik.
Membangun waduk atau bendungan. Di berbagai daerah, patut dipertimbangkan segera pembangunan waduk untuk mengganti peran empang dan situ yang telah berubah fungsi menjadi permukiman.
Melarang penyedotan air secara besar-besaran. Penyedotan air secara berlebihan akan memunculkan rongga-rongga di dalam tanah dan air laut akan lebih mudah masuk ke darat yang menyebabkan terjadinya karat pada besi beton dan memunculkan keretakan pada bangunan pencakar langit Hal ini semakin diperburuk lagi dengan daya dukung ekologis kota-kota besar yang berada di pesisir, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang, sudah berkurang.
Penggunaan teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar. Proses de-salinasi-sekalipun bukan alternatif yang murah-memberi keuntungan ganda, selain memperoleh air tawar juga dapat memanen garam yang selama ini masih banyak diimpor.
Kelima, revitalisasi gerakan hemat air. Gerakan ini harus diikuti dengan penarikan retribusi yang tinggi terhadap pengguna air tanah yang berlebihan sehingga pemborosan air dapat dikendalikan Hal buruk acap terjadi di tengah warga. Mereka rela mengeluarkan ratusan ribu rupiah untuk membeli pulsa telepon seluler, namun marah-marah kalau tagihan air PAM-nya naik Rp 10.000 setiap bulan.