Social Icons

Pages

About me

sebuah nama sebuah serita dan seutas mimpi......

Selasa, 14 Desember 2010

fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan  dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Tumbuhan bersifat autotof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar .Proses ini berlangsung melalui respirasi Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma  Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi  cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen  (O2).Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik  yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (400-700 nm).

Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2 Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.

Reaksi gelap

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3 Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.

Siklus Calvin-Benson
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH.Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+ ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.



Siklus Hatch-Slack
Berdasarkan cara memproduksi glukosa tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4.Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis Tumbuhan ini menghasilkan glukosadengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2. Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa. Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa.Hal ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi , di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2 Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis  Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa.Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat akan diubah menjadi malat. Malat akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP. Proses ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5 ATP.

cintaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!dimanako!!!!!!!!!!

kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat
ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.
Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.
Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.
Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”
Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.
Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.
Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.
Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.
kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadari

fall in love

Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang”

“Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya”

“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman”

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”

“…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…”
“…kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang”

“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…”

“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan”

(Kahlil Gibran)

Kata kata mutiara cinta lainnya oleh kahlil gibran

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)

"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran)


pengolahan salak

AGRIBISNIS KOMODITI SALAK UNGGUL

 
 
PENDAHULUAN

Indonesia memiliki jenis/ragam buah-buahan yang sangat banyak. Salah satu diantaranya adalah buah salak (Salacca edulis). Salak adalah buah yang dihasilkan oleh tanaman yang hanya terdapat di Indonesia. Tanaman salak banyak memiliki varietas yang diantaranya memiliki sifat-sifat unggul baik dari segi rasa maupun penampilan buanya. Diantara yang saat-saat ini telah sangat dikenal masyarakat secara luas adalah varietas salak pondoh yang dikenal buahnya berasal dari daerah Yogyakarta, salak Manonjaya yang berasal dari daerah Tasikmalaya kecamatan Manonjaya, dan yang akhir-akhir ini baru dikenal keunggulannya adalah salak varietas Gula Pasir yang berasal dari daerah kecamatan Karangasem Bali.
Sifat-sifat unggul buah salak saat ini lebih banyak merupakan faktor yang datangnya dari perilaku para konsumen buah salak yaitu yang umumnya mengharapkan buah salak yang besar-besar buahnya, manis rasanya, mudah dikupas kulitnya dan tidak cepat busuk serta tersedia di pasar sepanjang waktu. Segi lain yang semakin menempatkan buah salak sebagai salah satu mata dagangan yang tinggi prospeknya dalam adalah bahwa disamping salak adalah buah asli Indonesia, juga karena tingkat harga salak di pasar-pasar eceran relatif masih sangat baik dimana saat ini harganya berkisar antara Rp. 6.500 s/d Rp 8.500 per kg. Dengan harga yang relatif rendah dibandingkan jenis buah-buahan tropika lainnya : jeruk, mangga, dan buah-buahan impor, maka dari sisi permintaan buah salak merupakan buah yang bisa menumbuhkan minat pembeli.
Tataniaga buah salak melibatkan komponen pelaku pasar antara lain mulai dari para pedagang pengumpul di tingkat pedesaan, para pedagang grosier di ibukota kabupaten dan propinsi, serta para pengusaha eceran hampir di setiap kota besar dan toko-toko swalayannya dan bahkan pedagang pengumpul yang merangkap sebagai eksportir. Bahkan dengan hadirnya pedagang eksportir menunjukkan bahwa buah salak telah memasuki pasar buah internasional. Dengan demikian buah salak sudah merupakan salah satu buah asli dari Indonesia yang telah berhasil menembus pasar internasional. Pada kondisi pasar yang cenderung akan menuju ke pasar bebas, ekspor buah salak akan memberikan dampak domestik yang semakin baik, anatara lain bahwa para petani salak akan berupaya untuk terus meningkatkan kualitas buah salak, dan petani akan berupaya agar proses produksi dapat dilaksanakan secara efisien sehingga mampu masuk ke pasar global, baik yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri.
Dalam kerangka tersebut upaya-upaya domestik terus dilaksanakan untuk terus memperbaiki sifat-sifat unggul buah salak asli Indonesia ini. Salah satu diantaranya adalah memperkenalkan upaya untuk menunjang perbaikan proses budidaya tanaman salak melalui program kemitraan terpadu yaitu dengan cara menghadirkan pengusaha dan atau koperasi primer yang dapat diposisikan sebagai INTI dan para petani tanaman salak sebagai petani plasma. Tujuan utama pola pengusahaan tanaman salak dengan pola kemitraan adalah :
  1. Agar keperluan prasarana dan sarana produksi tanaman salak yang dibutuhkan oleh para petani salak dapat terjamin dan dilaksanakan secara berkesinambungan;
  2. Kesinambungan ketersediaan sarana produksi ini diharapkan dapat menjamin tercapainya tingkat produktivitas dan mutu buah salak yang diminta pasar domestik maupun pasar ekspor;
  3. Agar para petani produsen salak mendapat rangsangan untuk dapat terus mencari inovasi yang dapat menjamin produksinya dan dengan demikian dapat terjamin peningkatan pendapatannya;
  4. Dalam menghadapi keterbukaan ekonomi jelaslah bahwa buah asli Indonesia bilamana dapat disajikan dalam bentuk yang berkesinambungan baik dalam jumlah dan mutunya akan merupakan buah-buahan yang dapat menghasilkan devisa bagi negara;
  5. Dengan pola kemitraan terpadu pengembangan tanaman salak diharapkan dapat menumbuhkan dan memelihara minat bank untuk secara terus menerus dapat menunjang sub sektor produksi dan perdagangan buah salaknya.

TUJUAN

Tujuan utama dari penyajian Laporan Model Kelayakan PKT "Budidaya Tanaman Salak Unggul" ini, yaitu untuk :
  1. Menyediakan suatu refernsi bagi perbankan tentang kelayakan budidaya tanaman salak unggul bilamana ditinjau dari segi-segi :
    1. prospek atau kelayakan pasar/pemasarannya
    2. kelayakan budidaya yang dilaksanakan dengan penerapan teknologi maju
    3. kelayakan dari segi keuangan terutama bilamana sebagian dari biaya yang diperlukan akan dibiayai oleh bank, dan
    4. format pengorganisasian pelaksanaan proyeknya yang dapat menjamin lancar dan amannya pelaksanaan proyek serta menjamin keuntungan bagi semua unsur yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek;
  2. Dengan referensi kelayakan tersebut, diharapkan perbankan dapat mereplikasikan pelaksanaan proyek di daerah-daerah/lokasi yang sesuai/cocok dengan kajian kelayakan yang dimaksud. Dengan demikian tujuan dalam pengembangan usaha kecil melalui peningkatan mutu budiadaya tanaman salak tercapai sasarannya, yaitu yang ditempuh melalui peningkatan realisasi kredit yang cocok untuk usaha kecil, meningkatkan keamanan pelaksanaan kreditnya, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani buah salak dan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan keamanan dan keuntungan bagi banknya.
 
KEMITRAAN TERPADU

ORGANISASI
Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) adalah suatu program kemitraan terpadu yang melibatkan usaha besar (inti), usaha kecil (plasma) dengan melibatkan bank sebagai pemberi kredit dalam suatu ikatan kerja sama yang dituangkan dalam nota kesepakatan. Tujuan PKT antara lain adalah untuk meningkatkan kelayakan plasma, meningkatkan keterkaitan dan kerjasama yang saling menguntungkan antara inti dan plasma, serta membantu bank dalam meningkatkan kredit usaha kecil secara lebih aman dan efisien.
Dalam melakukan kemitraan hubunga kemitraan, perusahaan inti (Industri Pengolahan atau Eksportir) dan petani plasma/usaha kecil mempunyai kedudukan hukum yang setara. Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan oleh perusahaan inti, dimulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran hasil produksi.

ORGANISASI
Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan dalam bidang usaha melibatkan tiga unsur, yaitu (1) Petani/Kelompok Tani atau usaha kecil, (2) Pengusaha Besar atau eksportir, dan (3) Bank pemberi KKPA.
Masing-masing pihak memiliki peranan di dalam PKT yang sesuai dengan bidang usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompok petani/usaha kecil dengan Pengusaha Pengolahan atau eksportir dalam PKT, dibuat seperti halnya hubungan antara Plasma dengan Inti di dalam Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Petani/usaha kecil merupakan plasma dan Perusahaan Pengelolaan/Eksportir sebagai Inti. Kerjasama kemitraan ini kemudian menjadi terpadu dengan keikut sertaan pihak bank yang memberi bantuan pinjaman bagi pembiayaan usaha petani plasma. Proyek ini kemudian dikenal sebagai PKT yang disiapkan dengan mendasarkan pada adanya saling berkepentingan diantara semua pihak yang bermitra.

1. Petani Plasma
Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri atas (a) Petani yang akan menggunakan lahan usaha pertaniannya untuk penanaman dan perkebunan atau usaha kecil lain, (b) Petani /usaha kecil yang telah memiliki usaha tetapi dalam keadaan yang perlu ditingkatkan dalam untuk itu memerlukan bantuan modal.
Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahan dan penanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b), kegiatan dimulai dari telah adanya kebun atau usaha yang berjalan, dalam batas masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha.
Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala yang dimiliki oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiap kelompok tani/kelompok usaha, ditunjuk seorang Ketua dan Sekretaris merangkap Bendahara. Tugas Ketua dan Sekretaris Kelompok adalah mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan oleh para petani anggotanya, didalam mengadakan hubungan dengan pihak Koperasi dan instansi lainnya yang perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua kelompok wajib menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.

2. Koperasi
Para petani/usaha kecil plasma sebagai peserta suatu PKT, sebaiknya menjadi anggota suata koperasi primer di tempatnya. Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu plasma di dalam pembangunan kebun/usaha sesuai keperluannya. Fasilitas KKPA hanya bisa diperoleh melalui keanggotaan koperasi. Koperasi yang mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA para anggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadiran koperasi primer tidak merupakan keharusan

3. Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir
Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir yang bersedia menjalin kerjasama sebagai inti dalam Proyek Kemitraan terpadu ini, harus memiliki kemampuan dan fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh produksi dari plasma untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor. Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani plasma/usaha kecil.
Apabila Perusahaan Mitra tidak memiliki kemampuan cukup untuk mengadakan pembinaan teknis usaha, PKT tetap akan bisa dikembangkan dengan sekurang-kurangnya pihak Inti memiliki fasilitas pengolahan untuk diekspor, hal ini penting untuk memastikan adanya pemasaran bagi produksi petani atau plasma. Meskipun demikian petani plasma/usaha kecil dimungkinkan untuk mengolah hasil panennya, yang kemudian harus dijual kepada Perusahaan Inti.
Dalam hal perusahaan inti tidak bisa melakukan pembinaan teknis, kegiatan pembibingan harus dapat diadakan oleh Koperasi dengan memanfaatkan bantuan tenaga pihak Dinas Perkebunan atau lainnya yang dikoordinasikan oleh Koperasi. Apabila koperasi menggunakan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perlu mendapatkan persetujuan Dinas Perkebunan setempat dan koperasi memberikan bantuan biaya yang diperlukan.
Koperasi juga bisa memperkerjakan langsung tenaga-tenaga teknis yang memiliki keterampilan dibidang perkebunan/usaha untuk membimbing petani/usaha kecil dengan dibiayai sendiri oleh Koperasi. Tenaga-tenaga ini bisa diberi honorarium oleh Koperasi yang bisa kemudian dibebankan kepada petani, dari hasil penjualan secara proposional menurut besarnya produksi. Sehingga makin tinggi produksi kebun petani/usaha kecil, akan semakin besar pula honor yang diterimanya.

4. Bank
Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antara pihak Petani Plasma dengan Perusahaan Perkebunan dan Pengolahan/Eksportir sebagai inti, dapat kemudian melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau perbaikan kebun.
Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspek budidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakan keuangan. Pihak bank di dalam mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit dan persyaratan lainnya yang diperlukan sehingga dapat menunjang keberhasilan proyek. Skim kredit yang akan digunakan untuk pembiayaan ini, bisa dipilih berdasarkan besarnya tingkat bunga yang sesuai dengan bentuk usaha tani ini, sehingga mengarah pada perolehannya pendapatan bersih petani yang paling besar.
Dalam pelaksanaanya, Bank harus dapat mengatur cara petani plasma akan mencairkan kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasional lapangan, dan bagaimana petani akan membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman beserta bunganya. Untuk ini, bank agar membuat perjanjian kerjasama dengan pihak perusahaan inti, berdasarkan kesepakatan pihak petani/kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada Bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani plasma dengan bank.

POLA KERJASAMA
Kemitraan antara petani/kelompok tani/koperasi dengan perusahaan mitra, dapat dibuat menurut dua pola yaitu :
a. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani mengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada Perusahaan     Perkebunan/Pengolahan Eksportir.

PKTGbr01

Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa KKPA kepada petani plasma dilakukan dengan kedudukan Koperasi sebagai Channeling Agent, dan pengelolaannya langsung ditangani oleh Kelompok tani. Sedangkan masalah pembinaan harus bisa diberikan oleh Perusahaan Mitra.
b. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melalui koperasinya mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi     (mewakili anggotanya) dengan perusahaan perkebunan/pengolahan/eksportir.

PKTGbr02

Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petani plasma dilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalah pembinaan teknis budidaya tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapat dilaksanakan oleh pihak Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawab koperasi.

PENYIAPAN PROYEK
Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan dalam proses kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, minimal dapat dilihat dari bagaimana PKT ini disiapkan. Kalau PKT ini akan mempergunakan KKPA untuk modal usaha plasma, perintisannya dimulai dari :
a.            Adanya petani/pengusaha kecil yang telah menjadi anggota koperasi dan lahan pemilikannya akan dijadikan kebun/tempat usaha atau lahan kebun/usahanya sudah ada tetapi akan ditingkatkan produktivitasnya. Petani/usaha kecil tersebut harus menghimpun diri dalam kelompok dengan anggota sekitar 25 petani/kelompok usaha. Berdasarkan persetujuan bersama, yang didapatkan melalui pertemuan anggota kelompok, mereka bersedia atau berkeinginan untuk bekerja sama dengan perusahaan perkebunan/pengolahan/eksportir dan bersedia mengajukan permohonan kredit (KKPA) untuk keperluan peningkatan usaha;
  1. Adanya perusahaan perkebunan/pengolahan dan eksportir, yang bersedia menjadi mitra petani/usaha kecil, dan dapat membantu memberikan pembinaan teknik budidaya/produksi serta proses pemasarannya;
c.            Dipertemukannya kelompok tani/usaha kecil dan pengusaha perkebunan/pengolahan dan eksportir tersebut, untuk memperoleh kesepakatan di antara keduanya untuk bermitra. Prakarsa bisa dimulai dari salah satu pihak untuk mengadakan pendekatan, atau ada pihak yang akan membantu sebagai mediator, peran konsultan bisa dimanfaatkan untuk mengadakan identifikasi dan menghubungkan pihak kelompok tani/usaha kecil yang potensial dengan perusahaan yang dipilih memiliki kemampuan tinggi memberikan fasilitas yang diperlukan oleh pihak petani/usaha kecil;
d.            Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan para anggotanya oleh pihak koperasi. Koperasi harus memiliki kemampuan di dalam mengorganisasikan dan mengelola administrasi yang berkaitan dengan PKT ini. Apabila keterampilan koperasi kurang, untuk peningkatannya dapat diharapkan nantinya mendapat pembinaan dari perusahaan mitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkah yang berkaitan dengan formalitas PKT sesuai fungsinya. Dalam kaitannya dengan penggunaan KKPA, Koperasi harus mendapatkan persetujuan dari para anggotanya, apakah akan beritndak sebagai badan pelaksana (executing agent) atau badan penyalur (channeling agent);
  1. Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan PKT ini oleh pihak instansi pemerintah setempat yang berkaitan (Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Kantor Badan Pertanahan, dan Pemda);
  2. Lahan yang akan digunakan untuk perkebunan/usaha dalam PKT ini, harus jelas statusnya kepemilikannya bahwa sudah/atau akan bisa diberikan sertifikat dan buka merupakan lahan yang masih belum jelas statusnya yang benar ditanami/tempat usaha. Untuk itu perlu adanya kejelasan dari pihak Kantor Badan Pertanahan dan pihak Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

MEKANISME PROYEK
Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skema berikut ini :

PKTGbr03

Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip bank teknis. Jika proyek layak untuk dikembangkan, perlu dibuat suatu nota kesepakatan (Memorandum of Understanding = MoU) yang mengikat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang bermitra (inti, Plasma/Koperasi dan Bank). Sesuai dengan nota kesepakatan, atas kuasa koperasi atau plasma, kredit perbankan dapat dialihkan dari rekening koperasi/plasma ke rekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma dalam bentuk sarana produksi, dana pekerjaan fisik, dan lain-lain. Dengan demikian plasma tidak akan menerima uang tunai dari perbankan, tetapi yang diterima adalah sarana produksi pertanian yang penyalurannya dapat melalui inti atau koperasi. Petani plasma melaksanakan proses produksi. Hasil tanaman plasma dijual ke inti dengan harga yang telah disepakati dalam MoU. Perusahaan inti akan memotong sebagian hasil penjualan plasma untuk diserahkan kepada bank sebagai angsuran pinjaman dan sisanya dikembalikan ke petani sebagai pendapatan bersih

ASPEK PEMASARAN

POTENSI PERMINTAAN

Dari Pasar Lokal / Nasional
Permintaan terhadap buah salak yang datang dari pasar lokal dan pasar nasional akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah : (a) dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berminat pada buah salak sebagai dampak keberhasilan program penyuluhan dan program peningkatan gizi masyarakat yang dilaksanakan oleh pmerintah, (b) tingkat harga salak di pasar eceran, (c) tingkat harga buah-buahan lainnya, dan (d) tingkat pendapatan konsumen buah salak atau kekuatan daya beli masyarakat pada umunya.
Bahwa buah salak dapat dipanen hampir disepanjang tahun menyebabkan buah ini dapat hadir pula di pasar lokal dan pasar nasional relatif sepanjang tahun pula. Dengan demikian buah salak yang merupakan salah satu buah di Indonesia yang dapat meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat hanya karena adanya kesinambungan ketersediannya di pasar eceran.
Permintaan yang datang dari pasar lokal dan nasional juga akan datang dari sektor industri olah lanjut yang akan menggunakan buah salak ini sebagai bahan bakunya. Penyediaan jenis makanan yang mengggunakan buah salak segar sebagai bahan bakunya akan menambah kemungkinan semakin besarnya permintaan buah salak secara segar untuk juice salak, salak kaleng dan manisan buah salak. Sekalipun demikian buah salak yang dimasukkan dalam pola kemitraan ini akan lebih banyak dipasarkan untuk konsumsi buah salak segar.

Dari Pasar Ekspor
Buah asli Indoensia ini mempunyai potensi untuk dipasarkan ke luar negeri. Kecenderungan meningkatnya volume pemasaran buah salak ke luar negeri sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
  1. Buah salak harus tidak cepat busuk;
  2. Buahnya harus berdaging tebal;
  3. Buahnya memiliki rasa manis, boleh sedikit asam tetapi harus tidak ada rasa sepet;
  4. Kulit buahnya mudah dikupas;
  5. Buahnya segar dan tidak masir. Sepanjang buah salak dapat dihasilkan dengan ciri-ciri seperti diatas dan sifat-sifat ini bertahan sampai di konsumen akhir di luar negeri, maka buah salak ini mempunyai potensi besar untuk terus ekspor.

Untuk Substitusi Buah Impor
Melimpahnya buah salak yang bermutu seperti di atas sepanjang tahun akan menempatkan buah ini sebagai mata dagangan yang berpotensi untuk mensubstitusi buah impor, bahkan disamping itu dapat pula menganeka-ragamkan ketersediaan buah.


Salak Jambon Berprospek Ekspor

Satu lagi kekayaan hortikultura Sumatera Utara (Sumut) mampu menembus pasar ekspor buah salak jambon. Meski pengembangannya masih terbatas, salak ini diusulkan menjadi produk unggulan nasional yang bernilai ekonomi menjanjikan. “Peminatnya masih khusus dan belum terkenal. Padahal potensinya sangat bagus dan akan bisa lebih berkembang lagi. Salak jambon ini dihasilkan dari perkawinan Salak Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Pohon Enau, Jagung Manis dan Buah Kelapa.



SALAK
Sumatera Utara (Sumut) mampu menembus pasar ekspor buah salak jambon.
Sumber: www.itmcommunity.co.cc/2009/07/s...por.html


Selain lahannya yang sesuai untuk pengembangan tanaman hortikultura, bisnis tanaman itu dinilai menguntungkan bagi petani. Sebelumnya Sumut dikenal mempunyai produk buah salak Sidempuan dan salak Sibakua yang berkembang di Tapanuli Selatan dengan jenis salak mempunyai daging kemerah-merahan. Adapun salak jambon berwarna krem dengan daging lebih lembut, mirip salak pondoh yang berkembang di Jawa. Hadirnya salak jambon memperkaya Sumut sebagai daerah penghasil salak. Produk unggulan ini kebanggaan daerah yang harus mendapatkan paten. Sementara ini Sumut mempunyai 23 jenis buah unggulan lokal yang sudah mendapat pengakuan dari pemerintah. Tanaman itu mulai dikenal pada tahun 1980-an dan baru dalam beberapa tahun terakhir marak dikembangkan petani di Namorambe menyusul semakin banyaknya peminat buah itu. Untuk bibit salak Jambon saat ini telah mencapai sekitar 200 hingga 300 batang dan sudah ada di penangkar benih.
Permintaan buah salak terus meningkat, tetapi masih ada yang diberi label biru dari BPSB. Padahal jika penangkar benih itu mengusulkan, kita akan memberi labelnya dengan segera. Kalau semua bibit telah diberi label, maka prospek pengembangan salak jambon ini dapat lebih dikembangkan, hingga ke pasar luar negeri dan akan membuat daya tarik petani untuk mengembangkan budidayanya.
Saat ini ada sekitar 25 hektar tanaman salak jambon di Namorambe, dan diharapkan petani dapat lebih mengembangkannya hingga ke pasar luar negeri.




POTENSI PENAWARAN

Besarnya suplai atau penawaran buah salak akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.    Kecenderungan meningkatnya luas areal tanam salak;
2.    Iklim;
3.    Harga sarana reproduksi;
4.    Perkembangan teknologi yang diterapkan untuk memproduksikan buah salak;
5.    Bagi daerah-daerah pasar terntentu maka ketersediaan buah salak juga sangat dipengaruhi pula oleh cara-cara pengemasan dan sarana transpotasi yang dapat menjamin kesegaran dan mutu buah salak sampai di tangan para konsumen.

Khususnya untuk jenis buah salak yang dimasukkan dalam analisa kelayakan PKT ini maka jenis salak pondoh merupakan buah salak yang telah memasuki pasar konsumen akhir secara luas. Sedangkan untuk jenis manonjaya dan salak gula pasir, relatif masih sangat kecil besar pasokannya. Hal ini dapat dicerminkan kepada harga kedua salak tersebut di tingkat pasar eceran yang masih relatif sangat tinggi (Rp. 8.000/kg untuk salak gula pasir dan Rp. 5.000/kg untuk salak manonjaya) dibandingkan dengan salak lainnya (salak pondoh) yang berkisar Rp 3.500/kg s/d Rp. 5.000/kg. Potensi penawaran buah salak terutama yang datang dari salak pondoh, salak manonjaya dan salak gula pasir masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan teknologi cara berproduksi yang dapat menjamin perbaikan/peningkatan terhadap jumlah produksi dan mutu buahnya.


POTENSI PENGEMBANGAN
Pengembangan pasar buah salak unggul masih sangat potensial untuk ditingkatkan. Diawali dari perbaikan mutu buahnya dengan penerapan teknologi yang maju, yaitu melalui pemangkasan terhadap buah yang kecil-kecil, sehingga buah yang besar dapat tumbuh secara maksimal (merata). Mengefisienkan proses pemasaran sehingga dari tingkat harga di pasar konsumen sebagian besar dapat diterima kembali oleh petani produsen. Melalui program-program penyuluhan yang dapat meningkatkan dan tumbuhnya minat masyarakat luas untuk membeli buah salak, melalui penyediaan buah salak di pasar-pasar eceran dalam kemasan-kemasan buah salak yang sesuai dengan derajat mutu buah dan diversifikasi produk buah salak dengan proses lanjutan.


PENETAPAN TINGKAT HARGA
Bilamana buah salak telah berhasil diekspor maka besaran harga di tingkat produsen dapat diturunkan dari titik-titik pasar dan tingkat harga salak di pasar-pasar yang bersangkutan yang sedang berlaku. Untuk harga di tingkat produsen salak pondoh tercatat sebesar Rp. 5.000/kg dan salak manonjaya sebesar Rp. 4.000/kg sedangkan salak gula pasir digunakan harga di tingkat petani sebesar Rp. 8.000/kg. Harga salak gula pasir di tingkat petani pernah mencapai harga sebesar Rp. 40.000/kg (Karang-asem, Juni 1999) akan dapat diturunkan bilamana program perluasan tanam dan peningkatan produksi salak gula pasir ini berhasil dilaksanakan karena dengan demikian akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat harga di tingkat petani produsen. Semakin menurunnya tingkat harga ditingkat produsen akan berpengaruh pula terhadap menurunnya tingkat harga di tingkat konsumen. Pada gilirannya akan meningkatkan jumlah pembelian buah salak terhadap buah salak gula pasir. Semakin tinggi permintaan terhadap buah salak pada umunya karena disebabkan rendahnya kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
 
 
 
Harga salak pondoh masih belum stabil
Untuk mengantisipasi anjloknya harga pada musim panen raya salak yang jatuh pada Desember, sejumlah petani salak mensiasati dengan menjual hasil panen ke luar kota hingga ekspor.


20091208121330_salak-pondoh
Sumber: www.harianjogja.com/web2/beritas...ta/10408
Menurut Sugeng Daryanto (42), pengepul salak di Jalan Agrowisata, Dusun Ngeblak, Desa Bangunkerto, Desa Turi sejak awal Desember sudah mulai merasakan harga salak yang mulai tidak stabil di pasaran. Bahkan pernah terjadi pada awal Desember yang lalu, harga salak di pasaran hanya Rp1.500 per kg. Namun kondisi sekarang sudah mulai berangsur stabil, harga di pasaran sudah mencapai Rp 2.000 – Rp 3.000 per kg.
Untuk menjaga harga tersebut tetap stabil di pasaran bahkan mampu meningkat, sejumlah petani mulai melakukan ekspor salak dan penjualan salak ke luar kota. Pedagang salak sudah mulai rutin mengirim ke Batam, setiap seminggu sekali, karena disana salak bisa dijual dengan harga tinggi.
Permintaan salak untuk daerah Batam sudah mulai rutin sejak November. Bahkan dalam sepekan sudah mampu mengirim 2-3 ton salak pondoh. Sebelumnya, pedagang salak ini hanya melakukan pemasaran salak di Pasar Tempel, dan sejumlah pasar tradisional, namun jika dilakukan terus menerus maka yang terjadi petani akan terus merugi.
”Para petani mengeluh, jika pedagang harus menjual salak di bawah harga pasaran, keuntungan yang diperoleh akan sangat sedikit.
Menurut Ketua Kelompok-tani Duri Kencana, untuk mengantisipasi agar pasaran salak tetap stabil, maka harus dirintis ekspor salak ke China dan Malaysia. Pengiriman sudah dimulai sejak 2 Desember lalu sebanyak 3 ton dan 6 Desember juga sebanyak 3 ton. "Memang jumlah salak yang dikirim masih sedikit, tetapi para eksportir berharap ekspor bisa kontinyu, sehingga petani salak tetap diuntungkan.
Pak Musrin bersama 89 petani yang tergabung dalam kelompok Duri Kencana mengekspor salak dengan label prima 3 melalui trading PT. Viva Jaya. Namun kesulitannya, Pak Musrin belum mampu menjalin kerja sama dengan berbagai supermarket di Jogja, padahal kalau itu dilakukan maka tentu ke depannya salak akan bisa menjadi andalan petani.
Sebaiknya petani salak dapat mencari pasaran di luar pasar lokal. Sebab, kalau hanya mengandalakan pasar lokal tentu harga akan semakin anjlok. Dispertanhut sudah melakukan kebijakan untuk memberikan dana bagi kelompok tani yang akan mulai ekspor salak.
"Pemerintah akan memberi bantuan dana bagi kelompok tani yang akan ekspor salak. Namun diharapkan, petani yang sudah mulai ekspor tetap dapat menjaga kualitas salaknya, yakni salak harus teregister dengan label prima 3, agar pasaran tetap dapat diterima di luar negeri.
 


 
 
 

ASPEK PRODUKSI

TANAMAN SALAK
Salak merupakan tanaman asli Indonesia, yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti sejak kapan tanaman tersebut dibudidayakan pertama kali. Hanya diduga tanaman salak ini sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam.
Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis Reinw dan termasuk famili Palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan tegak. Batang salak hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yang berduri yang tersusun rapat. Dari batang yang berduri itu, akan tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah salak dalam jumlah yang banyak.
Tanaman salak dapat hidup bertahun-tahun, sehingga ketinggiannya dapat mencapai antara 1,5 - 8 meter, bergantung pada jenisnya. Dari akar yang tua dapat tumbuh tunas baru yang juga dapat ditangkarkan sebagai bibit. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua (dioceus), yang artinya membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah daru bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman salak memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu (unisexualis).


sibetan salak
Sumber: blog.baliwww.com/guides/732



3294000941_f7ab59d37f_m
Kebun salak didalam agrowisata Turi Sleman.
Sumber: www.flickr.com/photos/fotonya_yu...c/page4/

AGROKLIMAT YANG COCOK

Agroklimat yang cocok untuk budidaya tanaman salak dapat diikuti dalam tabel berikut :

Tabel 1. Agroklimat Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Salak

Lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman salak
Daerah yang terkena pengruh abu gunung berapi; misalnya untuk salak jenis salak pondoh sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung merapi, sedangkan salak manonjaya di Jawa Barat sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung Galunggung; dan salak gula pasir sangat manis dan tumbuh baik karena pengaruh gunung Agung.
Lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman salak
Daerah yang terkena pengruh abu gunung berapi; misalnya untuk salak jenis salak pondoh sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung merapi, sedangkan salak manonjaya di Jawa Barat sangat baik tumbuhnya karena pengaruh gunung Galunggung; dan salak gula pasir sangat manis dan tumbuh baik karena pengaruh gunung Agung.
Ketinggian Lokasi
Antara 200 700 m dari muka laut
pH Tanah
6,0 7,0 dengan kandungan humus yang tinggi, oleh karena itu sangat dianjurkan kepada para petani salak untuk membuat kompos sendiri dengan menggunakan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan hasil pembersihan lahan kebun.
Suhu
20 30o celsius, karena bila suhu terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap perkembangan buah dan biji salak dan bilamana suhu terlalu rendah akan menghambat pembungaan tanaman salak.
Kelembaban Tanah
Sangat diperlukan bagi tumbuh dengan baik perakaran tanaman. Tanaman salak tidak menginginkan kebasahan tanah yang berlebihan. Sehingga pada musim-musim hujan lahan pertanaman memerlukan drainase yang baik untuk menghindarkan tanaman dari genangan yang berlebihan. Sedangkan untuk menjamin pertumbuhan yang optimal dalam musim-musim kemarau lahan pertanaman memerlukan kelembaban tanah yang cukup oleh karena itu sangat dianjurkan di tengah-tengah lahan kebun salak dibuat kolam ikan dan kolam inilah yang diharapkan dapat menyangga kelembaban tanah yang diharapkan.
Kemiringan Lahan
Yang ideal adalah lahan datar karena untuk kegiatan pemeliharaan tanaman dapat dilaksanakan dengan relatif mudah. Untuk lahan dengan kemiringan yang lebih dari 5% dianjurkan sudah harus dengan terasering dengan maksud untuk mempermudah pemeliharaan maupun untuk pengairannya, serta memperkecil problema erosi tanah.




KOMODITI BUAH SALAK

Tanaman salak saat ini sudah berkembang luas, dan banyak dijumpai jenis salak yang spesifik dikaitkan dengan nama daerah tempat asal pembudidayaan seperti Salak Condet, Salak Bali, Salak Banjar, dan sebagainya. Laporan PKT ini hanya menyajikan 3 jenis saja, yaitu : Salak Pondoh, Salak Manonjaya dan Salak Gula Pasir dengan keistimewaan masing-masing sebagai berikut :

Tabel 2. Jenis Salak Di Indonesia

No
Nama/Jenis Salak
Daerah Asal
Rasa
Ukuran Buah Warna kulit
1
Pondoh
Desa Soka,
Sleman Yogyakarta
Sangat Manis,
Manis sampai Masir,
sedikit Asam
Kecil, Sampai agak Besar/ Besar, Warna kulit coklat kehita-man, s/d Coklat kekuning-kuningan, Coklat kemerahan s/d Kuning kemerah-merahan, Merah gelap kehitam-hitaman
2
Manonjaya
Desa Pasir Batang Dan Cilangkap Tasikmalaya
Bervariasi, Dari Manis Sampai Manis Agak Sepet berair, Tidak Masir
Bervariasi, Dari Kecil, Sedang sampai Besar, Coklat sampai kehitaman
3
Gula Pasir
Desa Sibetan
Karang Asem Bali
Sangat Manis, Manis
Daging buah relatif tebal, biji kecil, coklat kehitaman dan bersisik kecil-kecil
Sumber : Majalah trubus Bulan April 1986 & 1989 dan Diolah.


Salak_03012010104551
Musim Salak
Sumber: foto.antarajatim.com/index/1068



URUTAN KEGIATAN BUDIDAYA

Urut-urutan kegiatan budidaya tanaman salak adalah sebagai berikut :
  • Pengolahan lahan kebun salak s/d siap tanam oleh karena itu sekaligus dengan membuat lobang tanaman;
  • Penanaman pohon peneduh;
  • Penyiapan bibit salak;
  • Penanaman bibit penyulaman tanaman yang mati;
  • Pemupukan;
  • Pembubunan;
  • Penyiangan;
  • Pemberantasan hama sebagai penyakit;
  • Pencakokan bibit (khususnya untuk salak Pondoh);
  • Pemangkasan;
  • Panen buah dan penanganan hasil sampai dengan siap jual.



602331_salak1
Sumber: laely-widjajati.blogspot.com/201...ive.html

A. Pembibitan
Dalam usaha pembibitan salak perlu diperhatikan sifat-sifat genetiknya. Secara alami dapat diketahui adanya tanaman salak yang selalu berbunga jantan. Tanaman jenis ini tidak mampu menghasilkan buah.
Untuk mendapatkan bibit salak yang dapat berproduksi dilakukan secara generatif (biji salak) dan vegetatif (tunas anakan). Mengembangbiakan salak dengan biji nampaknya jauh lebih mudah dan lebih murah, apalagi untuk keperluan dalam jumlah banyak. Disamping itu, akan diperoleh kondisi tanaman yang lebih kuat. Kelemahan dari sistim pembibitan generatif adalah, waktu berbuahnya lebih lama, tidak selalu mempunyai sifat-sifat genetis dan unggul yang sama dengan pohon induknya dan tidak dapat dipastikan apakah bibit tersebut akan menjadi tanaman betina atau justru menjadi tanaman jantan.
Bibit vegetatif dapat diperoleh dengan memisahkan anakan baik secara langsung maupun memisahkan anakan secara buatan (cangkok). Bibit ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, hasil tanaman yang diperoleh sifatnya pasti sama dengan pohon induknya, dapat dipastikan terlebih dahulu kelamin tanaman dimaksud (jantan/betina), cepat berbunga dan berbuah serta hasilnya lebih seragam (relatif sama dengan pohon induknya). Tanaman salak yang akan dijadikan sebagai induk perbanyakan vegetatif, sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut :
·         Pohon induk harus berumur lebih dari satu tahun;
·         Tumbuhnya rimbun dan tidak ada tanda-tanda daunnya menguning;
·         Bebas hama dan penyakit;
·         Berbuah lebat dan berkualitas baik;
·         Tunas anakan yang akan dicangkok sudah cukup umur dan mempunyai pelepah 4 - 5 helai.

Dalam perhitungan kelayakan usaha tani salak ini diasumsikan untuk pembibitan pertama kali (tahun 0) adalah dengan membeli bibit yang sudah siap untuk ditanam termasuk bibit pejantannya. Sedangkan untuk bibit salak tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan pencakokan, sehingga dalam perhitungan analisa kelayakan akan terlihat biaya tenaga kerja untuk mencangkok (khusus untuk salak Pondoh).

B. Penanaman Dan Pemeliharaan
Sebelum melakukan penanaman, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 - 4 minggu sebelum tanam. Untuk mempersiapkan lubang-lubang tanaman, ada dua macam cara yaitu :

C. Penggalian Langsung
Dengan ukuran tiap lubang ialah sepanjang 60 cm, lebar 60 cm dan dalamnya juga 60 cm. Pada tanah-tanah cangkulan tersebut diberikan pupuk kandang sebanyak 5 - 7 kg/lubang tanam. Sedangkan jarak tanam biasanya 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter.

D. Penggalian Tidak Langsung
Untuk daerah yang baru pertama kali hendak ditanami salak, sebaiknya dibuatkan dahulu bedengan. Ukuran bedengan adalah lebar 200 - 250 cm, tinggi ± 30 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Jarak antar bedengan sekitar 60 - 80 cm. Bersamaan dengan pembuatan bedengan, pupuk kandang dimasukkan ke dalam tanah. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 20 - 30 ton/ha. Setelah diberi pupuk kandang dibiarkan selama 2 minggu. Untuk selanjutnya, barulah dibuatkan lubang tanam berukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm dan dalamnya juga 30 cm. Jarak tanam berkisar antara 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter.

E. Tanaman Pelindung
Untuk tahap-tahap awal karena tanaman salak tidak dapat terkena langsung sinar matahari, maka biasanya dibuatkan tanaman pelindung yang dapat dilakukan satu tahun sebelum tanaman salak ditanam. Untuk jenis tanaman pelindung ini dapat berbentuk seperti, lamtoro, dadap, turi atau tanaman pelindung lainnya.

F. Kolam Air
Fungsi klolam air ini adalah untuk penyediaan air irigasi kebun salak pada musim-musim kemarau. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas tanah dan umumnya bilamana mungkin diletakkan lokasi kolamnya di tengah-tengah kebun salak dengan maksud agar dalam musim-musim kemarau kolam ini dapat ikut serta menciptakan iklim mikro dan kelembaban lingkungan dan tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman salaknya. Agar air kolam dapat dialirkan ke sekeliling kebun, diperlukan pula pembuatan saluran irigasinya. Untuk mengoptimalkan fungsi kolam air ini, seringkali digunakan pula untuk beternak ikan.

G. Drainase
Selain itu, juga dibuatkan drainase, karena tanaman salak tidak tahan terhadap genangan air. Pembuangan air lebih dari lahan sangat penting dilakukan, karena tanaman salak tidak tahan akan genangan air dalam waktu yang lama. Hal seperti ini biasanya terjadi pada waktu musim penghujan. Sedangkan pada waktu kemarau drainase akan berfungsi sebagi sarana untuk membagi air dari sumber air (Kolam air), karena tanaman salak tidak tahan kekeringan dalam waktu yang lama. Dengan cara demikian, maka sudah disiapkan lahan yang cukup lembab, tetapi tidak becek.
Tanaman salak ini umumnya ditanam pada awal musim penghujan ketika tanah mengandung cukup air yakni 60 - 80%, biasanya terjadi pada bulan November atau Desember. Dalam keadaan tanah yang gembur dan dengan kelembaban demikian, akar bibit mampu hidup dan berkembang secara baik, karena oksigen masih cukup tersedia sehingga mampu merangsang pertumbuhan akar, dan akar tidak membusuk karena tanah tidak terlalu jenuh air.

H. Pemeliharaan Tanaman
Dalam masa penanaman dan pemeliharaan ini biaya yang timbul adalah meliputi pembelian pupuk kandang, TSP, Za dan KCl serta pestisida seperti insektisida fungisida. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja akan meliputi biaya untuk pengolahan tanah, penanaman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan, pengendalian, pemangkasan, pencangkokan, panen dan pasca panen.
Pemeliharaan kebun salak yang benar dan teratur akan meningkatkan produktivitas kebun dan agar dapat memberikan hasil yang diinginkan, baik berupa peningkatan produksi atau peningkatan hasil lainnya. Usaha pemeliharaan tanaman salak yang baik akan meliputi hal seperti berikut ini :
  • Penyulaman, sekitar 2 - 3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan pada kebun salak. Bila ditemukan pertumbuhan salak yang tidak baik atau mati, secepatnya dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya dipilih bibit cangkokan yang baik disertai pemeliharaan yang intensif. Penyulaman ini berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya (produktivitas) aagr nantinya dapat diketahui jumlah produk yang akan dihasilkan. Penyulaman ini sebaiknya dilakukan pada awal-awal musim penghujan.
  • Penyiangan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air yang menggenang. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya.
  • Pembumbunan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air menggenang. Jalan keluar untuk untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya.
  • Pemupukan, diperlukan karena dari saat penanaman sampai dengan setiap kali petik buahnya, tanaman salak telah menyerap sejumlah unsur-unsur makanan, kondisi tanah menjadi kurus dan akibatnya pertumbuhan tanaman salak terganggu. Karena itu, perlu usaha untuk memelihara, menambah dan mempertinggi kesuburan tanah, dengan jalan pemupukan. Jenis pupuk dapat diketahui ada 2 macam yaitu pupuk organik (pupuk alami) dan pupuk anorganik (pupuk buatan).
  • Pengendalian hama dan penyakit tanaman, hal ini dilakukan terutama sebagao tindakan preventif serangan hama dan penyakit terhadap tanaman salak. Teknis pengendaliannya dapat dilakukan dengan membuang buah yang busuk, memangkas pohon naungan, melancarkan saluran drainase, membersihkan kotoran dan menyemprotkan fungisida.
  • Pemangkasan, yang dilakukan di sini biasanya memangkas pohon naungan untuk mengatur cahaya matahari (tingkat penyinaran) yang cukup untuk kebutuhan tanaman, memudahkan peredaran udara serta pemeliharaan tanaman, mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan dan mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering. Sementara pemangkasan untuk tanaman salak diawali setelah berumur satu tahun. Pemangkasan ini bertujuan mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Sehingga tujuan pemangkasan sebenarnya adalah untuk mengatur dan memacu tanaman salak agar lebih banyak menghasilkan buah.
  • Pencakokan, hal ini dilakukan untuk memperbanyak bibit tanaman salak melalui tunas anakan. Karena keunikan darai tanaman salak ini terutama salak pondoh adalah dapat dicangkok. Mengenai keuntungan dari pencakokan ini sudah dikemukakan di muka.



Pemeliharaan Tanaman


Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
  1. Penjarangan dan Penyulaman : Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
  2. Penyiangan : Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.


407870_photo0069
Sumber:  epwisata.wordpress.com/2009/06/2...-merapi/

  1. Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.
  2. Perempalan dan Pemangkasan : Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.
  3. Pemupukan : Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman :
    1. 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
    2. 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
    3. 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
    4. 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
  4. Pengairan dan Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.
  5. Pemeliharaan Lain : Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.



I. Panen Dan Pasca Panen

Panen perdana dengan menggunakan bibit cangkokan vegetatif dimuilai pada usia tanaman salak pondoh berumur 2 - 3 tahun. Pemetikan buah biasanya juga dilakukan setelah 7 - 8 bulan sejak terjadinya penyerbukan. Untuk pemetikan buah tidak dipilih satu per satu tapi dipotong bersama tandannya.
Kelebihan sifat tanaman salak ini dapat berbunga sepanjang tahun, dengan catatan pemeliharaannya secara intensif. Namun demikian biasanya dalam satu tahun panen besarnya hanya dua kali yaitu bulan Desember/Januari dan bulan juni/juli.
Tindakan pasca panen biasanya yang dilakukan adalah setelah buah dipetik, segera dibersihkan dan dimasukkan ke dalam keranjang. Buah salak ini biasanya dapat tahan disimpan sampai maksimal 2 atau 3 minggu asalkan buah tersebut tidak luka, bebas dari serangan hama atau penyakit dan sirkulasi udara tempat penyimpanan berjalan baik.
Sampai saat ini buah salak dipasarkan sebagai buah segar. Petani produsen dapat menjual langsung kepada konsumen seperti misalnya terlihat untuk salak pondoh banyak dijajakan di jalan raya, tempat salak pondoh dibudidayakan.


MANISAN SALAK

salak-3
Sumber: djuba.wordpress.com/2009/10/17/m...n-salak/
Bahan :
1/2 kg salak, buang bijinya
750 cc air
250 gram gula pasir
1/2 sendok teh sitrunzuur
garam secukupnya
Cara Membuat :
Didihkan air, gula, garam, sitrunzuur.
Tambahkan salak.
Masak dengan api kecil 20 menit. Angkat dari api lalu dinginkan.


Makanan Olahan Buah Salak, Lezat dan Legit

Siapa tak kenal salak. Buah asam manis dengan kulit berduri ini dapat dinikmati langsung atau dalam berbagai bentuk yang berupa makanan olahan.

Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Kerto Mandiri, misalnya, mengubah salak menjadi berbagai macam produk olahan dari salak. Kerto Mandiri ada di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman ini

Mardi Hadi (51 tahun), salah satu anggota Kerto Mandiri yang juga staf bagian Promosi mengungkapkan saat ini banyak produk olahan yang dihasilkan dari buah salak. "Hasil produk olahan dari salak ini dapat menjadi alternatif cara untuk menikmati salak," ungkapnya.

Kerto Mandiri yang terdiri dari beberapa Kelompok tani ini memproduksi produk olahan salak menjadi produk yang memang sangat lain dari buah salak sendiri. Produk-produk tersebut antara lain keripik salak, wajik salak, dodol salak, gethuk salak dan jenang salak.

Untuk rasa produk olahan dari salak konsumen tidak akan kecewa. Artinya, rasa salak yang khas tetap tersebut terjaga dan dijamin walaupun sudah menjadi produk yang berbeda.

saat ini produk olahan dari buah salak tersebut sudah dipasarkan di jogjakarta dan Jawa Tengah. "Untuk meningkatkan nilai penjualan UMKM ini sering mengikuti berbagai macam kegiatan pameran," ungkap Mardi Hadi yang enggan menyebutkan omset penjualanya.

Untuk proses pembuatan dan bahan baku sebenarnya tak sulit. Untuk dodol salak misalnya. Bahan untuk membuat dodol salak ini adalah buah salak, gula, garam, tepung ketan dan mentega. Bahan-bahan tersebut seperti salak dihaluskan dan kemudian dicampur dengan bumbu atau bahan lain dan dipanaskan sambil diaduk terus-menerus.

salak merupakan buah yang cukup mengandung nilai gizi. Kandungan salak ini tidak kalah dengan buah lainya. Buah salak mengandung Vitamin C 31, 92%; karbohidrat 21,35%; Protein 0,97%; Lemak 0,17% dan kadar air adalah sebesar 76,67%.





J. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang diperlukan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman salak ini meliputi cangkul, garpu, sabit, sprayer, keranjang dan peralatan lain-lainnya.

PRODUKTIVITAS BUAH SALAK
Untuk dapat mengetahui produktivitas tanaman salak, tergantung dengan jarak tanam berapa yang akan digunakan. Dalam kenyataan di lapangan ukuran jarak tanam ini bervariasi, seperti 2 x 2 m2 , 2,5 x 2,5 m2, 2 x 2,5 m2 atau juga yang melakukan jarak tanam dengan ukuran 3 x 1 m2. Kalau jarak tanam 2 x 2 m2 maka jumlah batang tanaman salak yang dapat ditanam sebanyak 2.500 batang. Untuk lahan seluas 1.000 m2 dapat ditanami sebanyak 400 pohon. Sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak 4.000 pohon. Dengan asumsi yang dapat dipanen sebanyak 80%, tinggal 3.200 batang tanman salak yang dapat menghasilkan buah. Untuk tanaman tahun ke 1 dan ke 2 tanaman salak ini belum dapat berbuah. Paling hanya menghasilkan bibit melalui pencangkokan.
Dalam perhitungan kelayakan ini diasumsikan buah salak dan bibit tanaman salak baru mulai menghasilkan pada tahun ke 3. Data panen buah salak yang digunakan dalam analisa kelayakan MK PKT ini dapat diikuti dalam tabel yang terdapat dalam lampiran-lampiran 6, 15, dan 24 untuk Program Ekstensifikasi dan lampiran-lampiran 30, 35 dan 40 untuk Program Intensifikasi.
Asumsi produktivitas kedua program tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Asumsi Produktivitas Program Ekstensifikasi dan Program Intensifikasi MK PKT

No
Kegiatan
Salak Pondoh
Salak
Manonjaya
Salak
Gula Pasir
A.
Program Ekstensifikasi
 
 
 
1.
Luas Tanam
1 Ha
1 Ha
1 Ha
2.
Jumlah Tanaman
4.000 pohon Sudah
4.000 pohon Sudah
4.000 pohon Sudah
3.
Status Lahan
Harus milik sendiri
Harus milik sendiri
Harus milik sendiri
4.
Panen Pertama
Jatuh pada tahun ke-4 proyek
Jatuh pada tahun ke-4 proyek
Jatuh pada tahun ke-4 proyek
B.
Program Intensifikasi
 
 
 
1.
Luas Tanam
2.500 m2           ����������������������
2.500 m2           ����������������������
2.500 m2           ����������������������
2.
Jumlah Tanaman
1.000 pohon
1.000 pohon
1.000 pohon
3.
Status Lahan
Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah
Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah
Sudah harus milik sendiri sudah ada tanaman salak yang sudah berumur tahun ke-3 dan tahun berikutnya sudah berbuah
4.
Panen Pertama
Jatuh pada tahun ke1 proyek
Jatuh pada tahun ke1 proyek
Jatuh pada tahun ke1 proyek


Tiap Dua Pekan Beromzet Rp10 Juta


Salak merupakan sejenis tanaman palma dengan buah yang bisa dimakan. Salak dikenal juga dengan nama sala. Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, karena kulitnya mirip dengan sisik ular. Sedangkan nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Untuk salak sendiri ada berbagai nama dan jenis, ada yang disebut dengan salak pondoh, salak Bali, dan salak Bogor. Pak Sianturi membudidayakan salak pondoh atau salak Bogor, karena salak ini sangat diminati dipasar dengan harga yang lumayan tinggi.


salakpondoh
Sumber: www.hariansumutpos.com/rubrik/ek...i/page/5


Salak dapat dipanen setiap dua pekan sekali. Dalam dua pekan sekali, Pak Sianturi memanen hingga 2 ton. Pohon salaknya ada 3 ribu pohon dengan lahan seluas 1 hektar. Keuntungan usahatani salak ini lumayan besar.
Menurutnya, bertani salak Bogor atau salak Pondoh memberikan peluang bisnis yang menggiurkan. Sebab, jumlah panen 2 ton atau 2.000 kilogram per dua minggu, menghasilkan keuntungan sekitar Rp10 juta. Keuntungan lain ia dapat dari hasil penjualan bibit.
“Siapa saja dapat melakukan penanaman salak, tidak harus memiliki lahan yang luas-luas. Bisa juga dengan hanya memanfaatkan pekarangan rumah saja, dari pada menanam tanaman yang tidak ada hasilnya. Lebih baik menanam salak, dapat memberikan kerimbunan, dan buah yang dapat dijual.
Pak Sianturi memasarkan salak Bogornya ke swalayan dan pasar buah. Ia mematok harga salaknya Rp5 ribu sampai Rp7 ribu per kilonya ke swalayan. Biasanya harga lebih murah, kalau pedagang yang menjemput buah salak ke ladang. Selain menawarkan pada swalayan-swalayan dan pasar buah, para petani salak juga melebarkan pasarnya hingga ke beberapa daerah, seperti Bagan Batu, Rantau Parapat, Dairi, dan bahkan sampai ke Malaysia.
Tak hanya mengandalkan salak saja, petani salak ini juga menjual bibit salak. Harga bibit salak dipatok Rp 4.000 per polibek untuk usia 6 bulan, sedangkan bibit usia 1 tahun ke atas harganya Rp 7 ribu serta Rp15 ribu untuk usia 2 tahunan.
Pada awalnya (tahun 1982), semua bibit salak didatangkan dari Bogor, dengan jumlah 4 ribu bibit. Harganya pada saat itu Rp 300 per bibitnya. Tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Semua buah salak bentuknya hampir  sama, yang membedakan adalah rasa. Salak Bogor dan salak pondoh sangat digemari masyarakat karena rasanya yang manis. Banyaknya permintaan masyarakat membuat peluang bisnis salak sangat besar. Dalam menanam pohon salak, ia melakukan selang seling antara pohon betina dan jantan, dengan perbandingan 4 banding 1. Jumlah pohon betinanya 4 dan jantannya hanya satu saja, dan ditanam dengan berselang. Pohon salak jantan berada di tengah, bukan dipinggir. Ini untuk memberikan peluang bagi pembuahan melalui sari bunga jantan ke pohon betina.

Pembibitan Okulasi dan Penyemaian Biji

DALAM hal pembibitan pohon salak, biasanya para petani menggunakan dua cara, yaitu cara okulasi (anakan) dan cara penyemaian biji. Lebih bagus melakukan pembibitan melalui biji, karena lebih kuat bila dibandingkan dengan okulasi. Memang dengan okulasi akan lebih cepat, namun ketahanannya tidak bisa dibandingkan dengan bibit yang berasal dari biji.
Kebanyakan petani lebih suka menggunakan cara okulasi untuk pengembang-biakan salak. Sebab, dengan cara tersebut bisa langsung mengetahui jenis kelamin dari pohon dan tidak harus menunggu dalam waktu lama yang belum tentu diketahui jenis kelaminnya.
“Pada awal dulu saya membeli bibit dasarnya dari Bogor langsung. Setelah itu, tidak pernah lagi karena saya sudah bisa melakukan pembibitan sendiri,” tambahnya.
Dikatakannya, salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya. “Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan atau okulasi (vegetatif),” tambahnya.
Dijabarkannya, pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik. Yaitu, cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.
Sedangkan Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif yakni, dapat dikerjakan dengan mudah dan murah, diperoleh bibit yang banyak, tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama, untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah, tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan, memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.
Namun, kekurangan perbanyakan bibit secara generatif bisa membuat kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang, agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.
Dalam Syarat mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih yakni, biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat. Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur. Mempunyai daya tumbuh minimal 85 persen. (ika)

 

Perawatan Sesuai Kebutuhan

MELAKUKAN proses pembibitan hingga salak Bogor agar bisa tumbuh subur, memang membutuhkan proses yang lumayan rumit. Tapi kunci dari keberhasilan menanam salak Bogor tersebut cukup satu, yakni melakukan perawatan sesuai kebutuhan pohon salaknya.
Seperti yang dilakukan Sahat Parulian Sianturi, petani salak pondoh atau salak Bogor yang tinggal di Jalan Talun Kenas, Desa Namo Pacawir, Kecamatan Talun Kenas, tampak serius melakukan pembibitan salak melalui tangannya sendiri.
Saat ditemui di ladang salaknya, tak jauh dari kediamanannya, ia tengah melakukan proses pembibitan dibantu oleh seorang kerabatnya. “Pertama, biji dipilih dari sebuah pohon induk dengan usia minimal 30 tahun, setelah pohon induk dipilih, maka buahnya yang ada dibiarkan hingga menua atau sampai membusuk,” ujar Parulian Sianturi saat menjelaskan cara pembibitan salak yang dilakukannya. 
Kemudian, sambung Parulian, biji dipisahkan dari dagingnya, lalu disemai hingga waktu lebih kurang 2 minggu sampai muncul tunas. Setelah muncul tunas pada bijinya, maka biji dipindahkan ke polibek selama 6 bulan. Setelah 6 bulan di polibek, maka sudah bisa dipindahkan ke lapangan atau ke ladang. “Satu biji bisa menghasilkan lebih dari satu pohon yang terdiri dari satu induk dan dua anak,” bilang Sahat.
Setelah dipindahkan ke lapangan, hanya butuh perawatan, seperti penyiraman secara rutin dan mentunasinya. Jika perawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan pohon, maka dalam waktu 2 tahun 6 bulan, sudah bisa dinikmati buah pertamanya.
“Buah pertama ini biasanya kurang bagus, dan kurang enak untuk dinikmati. Pada buah ketiga baru bisa dipasarkan karena sudah bagus buahnya,” terang Sahat. Dalam satu pohon yang sudah produksi bisa menghasilkan 2 tandan salak dengan berat masing-masingnya 4 kilogram. Ini artinya, kata dia, bisa dipanen dengan waktu panen 2 minggu sekali.
“Pohon akan terus memberikan buah sebelum dua tandan dapat dipanen, maka tandan yang lain sudah mulai berbunga dan ada yang sudah mulai berbiji. Maka, rutinitas panen bisa kita jadwalkan 2 minggu sekali,” kata dia.
Meski demikian, untuk panennya tidak bisa serentak dilakukan kepada semua pohon salaknya. Sebab, satu pohon salak belum tentu waktu panennya sama dengan pohon lain. “Semua tergantung dari masa panen buah,” tambah Sahat.
Memberikan pentunasan tujuannya untuk membatasi jumlah anak yang muncul karena standar dari pohon salak adalah satu induk dan dua anak. Kalau lebih dari jumlah standar akan mempengaruhi pembuahan pada pohon. “Bisa-bisa pohon tidak akan mau berbuah karena hanya mengembangbiakkan anak saja,” tutur Sahat.
Pada usia 2 tahun, sambungnya, pohon salak sudah mulai memunculkan tunas-tunasnya. Tunas tersebut harus diperhatikan secara rutin. Jika menginginkan pohon menghasilkan buah, mentunasi adalah satu kegiatan yang dilakukan dalam perawatan pohon salak dengan membuang tunas-tunas yang tidak dibutuhkan.
Sedangkan untuk perawatan lainnya, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk.
Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5.
Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10 persen) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya.
Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar aka-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
Penyiangan dilakuakn dengan jalan membuang dan membersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.
Pada saat penyiangan biasanya juga dilakukan penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja dan efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.

Perempalan / Pemangkasan. Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan).
Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.
Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman.
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.
Untuk pemupukan, semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. (ika)

 

Rentan Hama dan Penyakit

Salak sangat rentan diserang hama. Berbagai jenis hama mampu membuat buah salak menjadi busuk, bahkan pohonnya pun bisa mati.
Seperti, kutu wol/putih (Cerataphis sp). Hama ini bersembunyi di sela-sela buah. Lalu, kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp), kumbang penggerek batang yang menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.
Untuk pengendalian, dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot.
Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama. Hama lainnya yakni babi hutan, tupai, tikus dan luwak. Hama ini paling sulit dikendalikan dan paling berbahaya. Untuk pengendalian seperti dengan memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri. Untuk memberantas tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lainlain. Utuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan. Caranya, buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih. Gejalanya, akan terjadi busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik. Pengendalian dengan mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
Penyakit noda hitam yang disebabkan cendawan Pestalotia sp. Gejalanya  adanya bercak-bercak hitam pada daun salak. Kemudian, penyakit busuk merah (pink). Penyakit ini disebabkan cendawan Corticium salmonicolor.
Gejalanya karena adanya pembusukan pada buah dan batang. Untuk pengendaliannya, tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.
Di beberapa lokasi produksi salak,  lahan kebun salak berasal dari lahan sawah, sehingga gangguan gulma yang dominan adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di lahan sawah.

KENDALA BUDIDAYA SALAK

Tanaman salak walaupun termasuk tanaman yang tidak mengandung resiko tinggi, tapi tetap diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif, agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering dijumpai petani yang menanamkan salak tanamannya baik, tapi tidak dapat berbuah. Selain itu tanaman salak ini tidak memerlukan banyak air, tapi juga tidak boleh kekurangan air. Kondisi kritis tasa tanaman salak ini akan berlangsung dari penanaman pertama (tahun ke-0) sampai pada tahun ke 2 kurun waktu proyek. Hal ini disebabkan kondisi tanaman yang masih rentan terhadap kondisi "stress" baik di musim-musim penghujan maupun kemarau.

RINCIAN BIAYA PROYEK
Aspek keuangan dilakukan terhadap usaha Budidaya Tanaman Salak dalam MK PKT ini didasarkan pada Model dasar seperti terlihat pada Tabel 1. Dengan menggunakan model (Program ekstensifikasi dan intensifikasi) ini juga diharapkan akan dapat menjawab apakah para petani salak akan mendapatkan nilai tambah dari usahanya dan mampu mengembalikan kredit yang diberikan oleh Bank dalam jangka waktu yang wajar.
Hasil perhitungan finansial secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran Ekstensifikasi untuk Model Kelayakan Budidaya Tanaman Salak dengan Program Ekstensifikasi dan Lampiran Intensifikasi untuk Program Intensifikasi. Lampiran tabel-tabel biaya proyek dan tabel-tabel perhitungan total penjualan dipergunakan untuk mengkaji kelayakan proyek melalui produk-produk perhitungan IRR, NPV, BCR dan BEP.
Rincian biaya proyek atas dasar kedua program usaha secara ringkas dapat disajikan sbb :
Tabel 4. Total Biaya Proyek

No
Kegiatan
Salak
Pondoh
Salak
Manonjaya
Salak
Gula Pasir
A
 








B

Program Ekstensifikasi

- Tahun ke 0
- Tahun ke 1
- Tahun ke 2
- Tahun ke 3
- Tahun ke 4 (Panen Pertama)
- Tahun ke 5 dan seterusnya   diasumsikan naik 10 s/d 20%

Program Intensifikasi

- Pada Tahun ke 0 proyek tanaman   salak sudah berumur 3 Thn
- Tahun ke 1 Proyek (Panen ke 1)


5.317.500
2.867.500
2.867.500
2.867.500
2.867.500 
4.996.750



4.775.000

-


24.770.500
2.867.500
3.267.500
3.817.500
4.217.500 
4.542.500
 

4.770.000

-


16.029.500
2.867.500
2.867.500
2.867.500
2.867.500 
4.996.750



4.775.000

-


STRUKTUR BIAYA PROYEK
Struktur biaya proyek sebenarnya memperlihatkan apakah proyek ini seluruh biayanya oleh kredit dan atau sebagian dari biaya proyek tersebut dibiayai sendiri oleh para petaninya. Dalam Model Kelayakan ini diasumsikan bahwa semua biaya proyeknya dibiayai oleh kredit. Dengan tingkat bunga sebesar 24% per tahun.

BIAYA INVESTASI
Dalam analisa keuangan khususnya untuk menghitung laba-rugi diperlukan komponen penyusutan biaya investasi, penyusutan biaya investasi ini bilamana ditinjau dari sisi debitur dan bagi kepentingan bank minimal harus dapat menutup keperluan angsuran pokok kredit (Amortisasi), karena seluruh komponen biaya investasi proyek hanya untuk keperluan investasi modal kerja dan investasi tetap, maka nilai penyusutan investasi diperhitungkan kepada kemampuan proyek dapat melunasi beban pinjaman. Perhitungan besarnya penyusutan biaya investasi tersebut disesuaikan dengan periode pengembalian kredit yang relatif memberi kesempatan pada plasma untuk selama periode tersebut mampu menikmati peningkatan pendapatan sebagai akibat mengikuti proyek kemitraan ini, sekaligus mampu mengembalikan pinjamannya. Dalam analisa kelayakan MK PKT ini, diperhitungkan bahwa kesanggupan mengangsur pokok dan bunga kredit betul-betul didasarkan atas kemampuan dari cash flow tahun yang bersangkutan.

ANALISA PENJUALAN
Untuk mendapatkan hasil penjualan yang akan digunakan sebagai komponen analisa cash flow, diperhitungkan bahwa proyek PKT ini mampu dalam setiap tahunnya memproduksikan salak dengan perincian sebagaimana yang dapat diikuti dalam lampiran-lampiran 6, 14 dan 23 untuk Program Ekstensifikasi dan Lampiran-lampiran 29, 34 dan 39 untuk Program Intensifikasi.

ANALISA KELAYAKAN
Untuk sampai kepada keputusan terhadap kelayakan proyek, maka digunakan kriteria kelayakan Financial Rate of Return (FRR) dan pay-back period, BCR dan NVP. Secara rinci dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria Kelayakan Proyek

No
Kegiatan
Salak
Pondoh
Salak
Manonjaya
Salak
Gula Pasir
A
Program Ekstensifikasi
 
 
 
 
NVP pada dcf 24%
Rp. 51.089.473
Rp. 48.643.972
Rp. 120.417.139
 
Pay-back Period
4,04 tahun
3,7 tahun
3,69 tahun
 
FRR
48,89%
41,46%
65,99%
 
BCR pada dcf 24%
3,05 kali
2,56 kali
6,55 kali
 
Masa konstruksi
1 Tahun (karena tahun ke 1, sudah mampu menjual bibit cangkokan
4 tahun (tahun ke 0 s/d tahun ke 3
4 tahun
 
Lama pengembalian kredit
6 tahun
10 tahun
10 tahun
 
 
 
 
 
B
Program Intensifikasi
 
 
 
 
NPV
Rp. 5.189.162
Rp. 6.492.873
Rp. 3.102.863
 
Pay-back Period
3,70 tahun
4,15 Tahun
3,45 tahun
 
FRR
124,85%
81,26 %
123,92%
 
BCR
3,27 kali
4,24 kali
3,45 kali
 
Masa konstruksi
1 tahun
1 tahun
1 tahun
 
Lama pengembalian kredit
2 tahun
3 tahun
1 tahun


Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk Program Ekstensifikasi, jenis Salak Pondoh yang paling menarik untuk dilkasanakan bank karena jangka waktu pengembalian kreditnya yang paling cepat dibandingkan dengan 2 jenis salak lainnya. Sedangkan untuk program intensifikasi dapat disarankan kepada bank untuk membiayai ketiga jenis salak tersebut karena imbalan investasi yang ditanamkan di ketiga jenis salak tersebut sangat besar. Dari FRR ketiga jenis salak memberikan besaran FRR di atas 1.00%. Dan rata-rata lama pengembalian kreditnya dibawah 3 tahun. Oleh karena itu, MK PKT ini menyarankan agar perbankan dapat aktif menyalurkan kredit yang cocok dan menguntungkan banknya, karean sektor budidaya tanaman salak dengan intensifikasi mampu memanfaatkan jenis kredit berbunga pasar (bunga 24%) yang berarti memberikan keuntungan ("spread") bagi bank yang relatif wajar serta aman, karena proyek dilaksanakan dengan Pola Kemitraan Terpadu (PKT).

Program intensifikasi sebenarnya juga dapat dilaksanakan dan ditunjang dengan kredit berbunga pasar bilamana model pengembangannya seperti berikut :
  • Petani yang akan memanfaatkan kredit berbunga paar tersebut sudah harus memiliki kebun salak yang telah berproduksi setidak-tidaknya seluas minimal 2.500 m2, sehingga beban bunga pada awal-awal tahun proyek dapat ditanggung oleh kebun salak yang sudah berproduksi ini;
  • Dengan adanya kebun salak yang sudah berproduksi tersebut bank akan merasa sangat aman untuk membiayai perluasan kebun salak (ekstensifi-kasi) petani; dengan demikian kebun salak yang sudah berproduksi dapat difungsikan sebagai penjamin keamanan kreditnya.


ANALISA LABA RUGI
Analisa Laba-Rugi ditinjau dari sisi petani sangat penting, karena dalam laporan MK PKT ini posisi penyusutan investasi dalam komponen analisa Laba-Rugi ditempatkan sebagai alat ukur kemampuan petani dapat mengembalikan kreditnya selama kurun waktu proyeknya, di atas pendapatan yang masih tersisa untuk menanggung hidupnya selama setahun dan kemungkinan-kemungkinannya untuk menabung dan memupuk modal sendiri. Rata-rata pendapatan bersih setelah pajak, rata-rata kemampuan membayar pajak, rata-rata kemampuan menabung pertahun untuk MK PKT ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 6.  Rata-rata Pendapatan Bersih Setelah Pajak (Rp)

No
Kegiatan
Salak
Pondoh
Salak
Manonjaya
Salak
Gula Pasir
A
Program Ekstensifikasi




Rata-rata pendapatan bersih setelah pajak
35.173.467
34.175.964
75.571.635

Rata-rata kemampuan membayar pajak pertahun
6.207.082
6.883.627
13.336.171

Rata-rata kemampuan menabung; diasumsikan
10% dari pendapatan bersih setelah pajak
3.517.346
3.417.596
7.557.163





B
Program Intensifikasi




Rata-rata pendapatan bersih setelah pajak
3.769.884
4.016.980
3.349.922

Rata-rata kemampuan membayar pajak pertahun
665.274
708.879
591.163

Rata-rata kemampuan menabung; diasumsikan
10% dari pendapatan bersih setelah pajak
376.988
401.698
334.992


Dari tabel di atas dapat dikaji bahwa kemampuan untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan bersih setelah pajak untuk tabungan keluarga potensinya sangat besar, demikian pula pajak penjualan salak yang dihasilkan dari budidaya tanaman salak untuk PAD sangat besar. Baik tabungan maupun potensi pajak dari sektor budidaya tanaman salak tercermin dari keberhasilan daerah perkebunan Salak di Kabupaten Sleman, dimana pembangunan/perbaikan prasarana jalan di lingkungan pedesaan tanaman salak di daerah ini telah ditanggung bersama di antara para petani salak. Dari keberhasilan MK PKT ini, diharapkan agar penghimpunan dana baik dari tabungan maupun dari pajak, seyogyanya di kemudian hari dapat diarahkan untuk sebagian dari padanya dapat digunakan bagi kepentingan penelitian terapan bagi pembinaan dan pengembangan tanaman salak. Khususnya untuk tabungan, proses kegiatan kelompok tani plasma juga dapat diarahkan untuk menghimpun tabungan tersebut dimana sebagian dari akumulasi tabungan ini secara potensial dapat diarahkan untuk proses penjamin kredit.
 
ASPEK SOSIAL EKONOMI
Aspek sosial ekonomi dari pengembangan tanaman salak ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
  1. Dengan dikembangkannya ketiga jenis salak dalam laporan ini, dapat menumbuhkan dan memelihara para tenaga ahli dalam bidang tanaman salak baik yang terdapat dalam tahapan pengembangan bibit tanaman salak unggul, pada tahapan proses budidaya dan pada tahapan pasca panen termasuk di bidang pemasaran mata dagangan salak;
  2. Dengan dilaksanakannya PKT ini berarti perbankan akan membantu pe-merintah dalam penciptaan lapangan kerja di pedesaan terutama pada tahapan penyiapan proyek, pada tahapan budidaya, tahapan panen dan pasca panen;
  3. Dengan semakin tumbuhnya sektor produksi tanaman salak, akan memberikan dampak pada tumbuhnya sisi hulu dan hilir sub sektor pertanian tanaman pangan khususnya di bidang tanaman salak, yaitu hidupnya perekonomian di pedesaan pada para pelaku sektor perdagangan sarana/prasarana produksi dan peralatan yang diperlukan para petani salak dan sisi hilir yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian sektor perdagangan buah salak dari titik yang terdekat dengan petani produsen sampai dengan titik-titik para pelaku perdagangan yang terdekat dengan para konsumen, serta tumbuhnya industri pengolah yang menggunakan bahan bakunya dari buah salak;
  4. Pada era pasar terbuka buah salak yang asli dari Indonesia mempunyai potensi yang sama besar untuk penghasil devisa dan bahkan akan merupakan buah yang dapat memperkecil pembelanjaan devisa yang selama ini digunakan untuk mengimpor buah-buahan dari luar negeri. Oleh karena itu peranan PKT ini untuk perbankan adalah sejalan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia yaitu untuk secara konsisten menyediakan informasi kepada para pelaku ekonomi agar terus memusatkan investasi mereka kepada sektor-sektor yang produktif yang dapat membantu pemerintah memperkuat neraca pembayaran melalui peningkatan perolehan devisa dan mengurangi pembelanjaan devisa;
  5. Dari PKT ini secara potensial akan membantu Pemda untuk meningkatkan PADnya melalui retribusi dan pajak yang langsung dan tak langsung yang dikenakan pada seluruh rantai kegiatan agribisnis mata dagangan buah salak;
  6. Pertanaman salak sapat berfungsi sebagai pertanaman penutup lahan terbuka sehingga dengan demikian dilihat dari sisi program pelestarian alam khususnya yang menyangkut pelestarian tanah, maka keberhasilan pengembangan tanaman salak akan berfungsi ganda yaitu disamping dapat meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan mutu budidaya tanaman salak pada lahan yang bersangkutan. Keberhasilan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimiawi dengan mensubtitusikannya dengan penggunaan pupuk kompos, akan menempatkan Indonesia di mata internasional bagi produk-produk pertaniannya yang cenderung ke arah penggunaan pupuk organik, sehingga pada gilirannya produk-produk pertanian yang berorientasi kepada alami akan mampu meraih tingkat harga yang lebih baik;
  7. Dampak pengembangan tanaman salak melalui PKT ini di samping mempunyai nilai ekonomis juga dapat membantu masyarakat untuk semakin mampu menerapkan teknik budidaya yang dapat diterima oleh masyarakat pencinta alam dunia. Peranan perbankan melalui pelaksanaan PKT ini akan memberikan dampak internasional yang sangat besar yaitu melalui kepedulian perbankan kepada proyek-proyek pertanian yang berorientasi kepada pelestarian sumberdaya alam (terutama lahan, air dan tenaga kerja yang berwawasan luas terhadap pentingnya kembali kepada alami misalnya meningkatnya penggunaan pupuk hijau/organik, cara-cara pemberantasan hama terpadu yang mampu mengurangi penggunaan insektisida dan fungisida, yang pada gilirannya dapat meningkatkan harga produk pertanian asli Indonesia di pasar internasional.
 
PENUTUP

PKT UNGGULAN
Sebagai suatu produk yang diharapkan oleh masyarakat dapat membantu perbankan dalam meningkatkan KUK, maka PKT Budidaya Tanaman Salak ini layak untuk dilaksanakan oleh bank karena memiliki unsur-unsur keunggulan sebagaimana berikut :

1.   Bisnis yang "on line"
Seperti yang telah diuraikan dalam Bab V jelas bahwa Model Kelayakan PKT Budidaya Tanaman Salak merupakan kemitraan usaha antara Petani Salak dengan Lembaga Pengumpul (Koperasi Priemer atau Swasta) yang disertai jaminan kesinambungan pembelian buah salak dari Usaha Besar (Perusahaan INTI) pada skala bisnis yang "on line". Dalam model ini kebutuhan terhadap faktor produksi dan pemasaran produk salak yang dihasilkan UK dijamin dalam bentuk "sharing" antara Lembaga Penjaminan Kredit, kemitraan antara petani salak dengan lembaga penampungan (koperasi dan atau swasta), serta kepastian pembayaran oleh Usaha Besar (INTI).

2.   Menghadirkan Kegiatan Pendampingan
Untuk menunjang keberhasilan Model Kelayakan PKT ini, Lembaga Pengumpul bersama UB menyediakan bantuan teknis yang profesional (bermutu) secara berkesinambungan. Bantuan pendampingan ini dimulai semenjak pelaksanaan pelatihan untuk UK saat rekrutmen calon UK, dalam tahapan pembangunan fisik, tahapan proses produksi dan penjualan, serta dalam tahapan pengelolaan dana hasil penjualan. Bantuan pendampingan tersebut ditujukan untuk kepentingan UK, Lembaga Pengumpul (Koperasi dan atau Swasta) dan UB sendiri maupun untuk pengamanan kredit Bank.

3.   Adanya Jaminan Kesinambungan Pasar
Kelancaran pemasaran hasil produksi hasil produksi Model Kelayakan PKT Salak Unggul ini dijamin sepenuhnya dalam bentuk 'sharing" seperti tersebut yang telah diuraikan dalam Bab V. Jaminan pemasaran salak tersebut dilaksanakan oleh Lembaga Pengumpul (KUD) bersama UB.

4.   Adanya Kemampuan Untuk Memanfaatkan Kredit Berbunga Pasar
"Financial Rate of return (FRR)" yang relatif lebih besar dari bunga kredit bank menyebabkan Model Kalayakan PKT ini layak dilaksanakan dan dikembangkan.

5.   Adanya Potensi Penjaminan Kredit Yang Relatif Lengkap
Untuk penjaminan pengamanan kredit yang digunakan dalam pelaksanaan Model Kelayakan PKT ini, dapat diikutsertakan berperannya :
·         Lembaga penjaminan kredit;
·         Kegiatan kelompok guna mengembangkan tabungan dan pemupukan modal yang dikaitkan dengan kredit. Pengembangan tabungan sebagai salah satu alat pengamanan kredit dapat diaitkan dengan besarnya potensi hasil analisa "net cash flow" maupun Laba-Rugi.

6.   Proses Pemanfaatan dan Penggunaan Kredit Yang Aman
Model kelayakan PKT ini merusmuskan kenisme pencairan dan penggunaan atas dana kredit yang disesuaikan dengan jadual dan kebutuhan proyek.

7.   Cash Flow Sebagai Alat Pengontrol Pengembalian Kredit
Pengembalian kredit didasarkan, disesuaikan dan mengacu kepada perkembangan dan kekuatan cash flow. Dengan sistem mengangsur, maka proyek ini memungkinkan para petani plasma akan mampu menghimpun dana sendiri dan lepas dari ketergantungan terhadap kredit.

8.   Adanya Potensi Kegiatan Kelompok Yang Berkaitan Dengan Kredit
Dengan mendasarkan kepada model yang telah diuraikan di atas, memungkinkan pembentukan kelompok sedini mungkin yaitu ketika Lembaga Pengumpul (KUD dan INTI) bersama dengan para petani salak dan ketika UK sebagai calon debitur sedang mengikuti pelatihan (sebelum mereka menjadi calon nominator). Pembentukan dan mengakibatkan kegiatan kelompok tersebut ditujukan antara lain untuk kegiatan simpan pinjam. Dari sebagian dana simpanan tersebut, secara potensial dapat digunakan sebagai dana untuk membantu proses pengembalian angsuran pokok dan bunga (bilamana diperlukan), atau untuk jenis kegiatan produktif lainnya.

9.   Transparansi Pada Setiap Tahapan Pelaksanaan Proyek
Dengan mengikutsertakan UK sejak sedini mungkin dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, akan terbentuk dan tercipta pula aspek transparansi yang sangat diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan proyek dan proses perkreditannya.

10. Daya replikasi yang Tinggi
Proyek ini mempunyai potensi untuk dikembangkan hampir di seluruh propinsi, khususnya bagi para petani yang mengusahakan lahan yang relatif cocok sepanjang tahun untuk pertanaman salak, dimana tenaga kerja, dan modal serta program pendampingan relatif mudah disediakan. Disamping itu, produk yang dihasilkan para petani dapat dipasarkan dengan pola kemitraan seperti yang telah diuraikan dalam Bab V.

11. Nota Kesepakatan
Semua hal yang menggambarkan keunggulan Model Kelayakan PKT Budidaya Tanaman Salak, dapat dituangkan dalam bentuk Nota Kesepakatan.


IMPLIKASI TERHADAP TITIK-TITIK KRITIS

1.   Program Pendampingan Yang Jelas
Sehubungan dengan masih adanya kemungkinan muncul permasalahan terutama pada saat proyek dan kredit masuk dalam tahapan pelaksanaan dan tahapan mengangsur, maka perlu diusahakan agar UK yang telah direkrut dan merupakan calon nominatif semaksimal mungkin dapat diikutsertakan dalam perencanaan (ide dan pengembangannya) sedini mungkin. Maksud dan tujuan meng-ikutsertakan mereka sedini yaitu agar mulai dari proses perencanaan para UK benar-benar dapat memahami perlunya kesungguhan dalam melaksanakan proyek sesuai dengan yang diminta oleh persyaratan pasar, teknis dan finansial maka kemitraan akan berjalan secara berkesinambungan.

2.   Pemahaman Titik Rawan dan Transparansi
Proses pemahaman terhadap titik-titik rawan, baik yang terdapat dalam pelaksanaan proses pemasaran kacang tanah dan gabah, penerapan teknologi produksi dan penanganan produksi serta aspek keuangan, perlu didasarkan atas suatu dokumen kesepahaman umum dan atau nota kesepakatan yang rinci dan diuraikan dalam bentuk yang sangat mudah dipahami oleh para UK (anggota plasma).