PROSPEK TEKNOLOGI ENZYMATIS DALAM MENINGKATKAN HASIL PERTANIAN
A. PENDAHULUAN
Fluktuasi harga hasil panen yang tidak menentu dan kualitas produksi yang masih belum mampu bersaing dengan produk-produk import merupakan permasalahan yang sering dialami oleh para petani. Masalah lain yang juga sering dialami yaitu dengan dicabutnya subsidi oleh pemerintah yang menyebabkan kenaikan harga pupuk dan obat-obatan buatan dalam negeri maupun yang import melambung luar biasa sehingga tidak terjankau oleh petani, akibatnya pemalsuan atau pengenceran dari pupuk maupun obat-obatan perlu untuk diwaspadai secara lebih teliti oleh petani. Apabila hal ini tidak dicermati atau disikapi secara hati-hati, maka nasib petani diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga.
Era ekonomi global yang ditandai dengan diratifikasinya WTO, AFTA dan NAFTA jelas akan mempersulit posisi petani di Indonesia, terutama untuk perdagangan komoditas pertanian di pasar bebas. Hal ini disebabkan komoditi pertanian dari luar negeri, umumnya telah menggunakan teknologi tinggi dengan mekanisasi pertanian yang canggih serta luasan lahan penanaman dalam bentuk hamparan. Sehingga efisiensi produktivitas suatu komoditas pertanian akan tercapai secara efektif dan harga produksinya relatif murah. Selanjutnya apabila kondisi ini terjadi, bagaimana nasib petani Indinesia mensikapi. Apakah menjadi penonton dan tergilas !?.. ataukah berbuat sesuatu, untuk ikut proaktif dalam pasar global !?…Apabila hal ini menjadi tekad yang bulat bagi petani Indonesia, maka kita harus menyingsingkan lengan baju dan ikut berkiprah dalam pasar global, syaratnya adalah: membuat produk pertanian “Helthy Food” atau makanan sehat. Dalam menyongsong pasar global, kita masih mempunyai sedikit waktu. Karena itu manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya. Hadapilah tangtangan sebagai peluang, dengan konsep bertani dalam rupiah dan memetik atau menuai hasil dalam dollar.
Untuk mewujudkan hal ini diperlukan jiwa ketauladanan dan jadilah seorang perintis/pioner agar menjadi agent of development di daerah dan kelak terbentuk community of development.
B. SEJARAH TEKNOLOGI ENZYM PERTANIAN
Teknologi ini dirancang berdasarkan permasalah yang ada, berkaitan erat dengan menurunnya produktivitas pertanian, akibat eksploitasi lahan pertanian yang terus menerus, kerasnya tekstur dan struktur tanah akibat beban berat produksi, pupuk buatan, pengapuran, tekanan pestisida, herbisida dan fungisida yang kesemuanya berdampak terhadap turunnya produksi pertanian. Atau secara garis besar Enzym Pertanian dirancang/didisain berdasarkan permasalahan yang ada dan kemudian disusun menjadi suatu solusi untuk memecahkan permasalahan yang dipoles oleh suatu ilmu pengetahuan yang maju dengan input/masukan teknologi kedepan yang dikerjakan oleh seorang anak bangsa Indonesia, yang tahu percis keadaan iklim, tanah dan kondisi sosial budaya bangsa dengan segala keterbatasannya. Jadilah produk unggulan, adapun ciri dari produk unggulan harus memenuhi beberapa kriteria: 1) Apabila diuji sesuai dengan disain teknologi. 2) Apabila dibandingkan dengan teknologi konvensional, menunjukan perbedaan yang nyata. 3) Memberikan nilai tambah atau benefit yang nyata dan memadai bagi petani. 4) Harga terjangkau oleh petani dan dapat diproduksi secara massal tanpa tergantung bahan baku import. 5) Aman bagi konsumen dan lingkungan serta tidak merusak habitat ekosistem tanah.
Teknologi digagas sejak tahun 1984 dan diteliti serta dikaji sampai dengan 1990, kemudian dilakukan kaji terap lintas sektoral dan uji dampak terhadap lingkungan 1990 s/d 1999. Selanjutnya disosialisasikan sejak tahun 1999 sampai dengan sekarang.
C. MISI, VISI DAN TUJUAN TEKNOLOGI ENZYM PERTANIAN
Misi dan visi mendukung program pemerintah dibidang pertanian yang berkaitan erat dengan program ketahanan pangan nasional, menuju swasembada pangan melalui upaya Gema Palagung dan hortikultura menuju masyarakat Indonesia yang Madani.
Adapun tujuan Teknologi Enzymatis Pertanian berupaya agar pendapatan/ penghasilan petani lebih baik dan menuju pembangunan pertanian berbasis peternakan yang berkaitan dengan penggalakan/pemanfaatan pupuk organik dan produktivitas hasil pertanian yang bebas pestisida, sehingga mampu bersaing dalam pasar ekonomi global.
D. KOMPOSISI ENZYM PERTANIAN
Cairan Enzym Pertanian terbuat dari sari pati tumbuhan dan air mineral alam yang bermanfaat untuk tanaman padi dan hortikultura secara menakjubkan, dengan biaya yang sangat murah dan menguntungkan bagi petani. Salah satu keunggulan cairan Enzym Pertanian, karena semua komponen bahan baku berasal dari dalam negeri dan sangat tidak tergantung dengan fluktuasi dollar. Sedangkan
1. Enzim Hayati
Merupakan katalisator alami, berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan baku dasar pembuatan enzim hayati. Sedangkan fungsi enzim hayati untuk mempercepat berlangsungnya proses reaksi kimia, dimana enzim tersebut tidak mengalami perubahan didalam proses reaksi yang berlangsung. Salah satu keunggulan enzim hayati dapat mempercepat berlangsungnya proses reaksi kimia dengan kecepatan yang sangat menakjubkan, yaitu : Dua koma delapan kali kecepatan reaksi kimia secara wajar/normal dikalikan sepuluh pangkat sembilan belas. Contohnya :
Di dalam kandungan cairan Enzym Pertanian terdapat lima puluh delapan jenis enzim hayati yang bekerjanya diatur, berdasarkan suatu keadaan yang disesuaikan dengan kebutuhan pemulihan kualitas ekosistem tanah dan pengaturannya diatur oleh sistim pengendali terkontrol didalam teknologi Enzym Pertanian.
Sedangkan peranan enzim hayati di dalam Teknologi ini, secara umum dapat dijabarkan sbb:
1.1. Proteolitik
Merupakan enzim hayati yang mempunyai peranan untuk mempercepat proses reaksi kimia didalam tanah untuk memotong ikatan peptida dari senyawa protein komplek berasal dari sisa tanaman atau akar tanaman yang didalam tanah menjadi protein sedehana atau protein yang dapat dicerna atau menjadi asam amino yang langsung akan diurai menjadi unsur hara yang bermanfaat, misalnya: NO3 - , NH4+ , SO42 - dan PO43 - yang langsung dapat diserap oleh akar tanaman.
1.2. Karbolitik
Merupakan enzim hayati yang mempunyai peranan untuk mempercepat proses reaksi kimia untuk mengubah senyawa karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat sedehana (monosakarida, misalnya: glukosa, fruktosa, laktosa dan lain-lain) yang langsung dimanfaatkan menjadi: Sumber enersi dan kerangka karbon untuk keberadaan dan kelangsungan hidup mikroba didalam tanah.
1.3. Lipolitik
Merupakan enzim yang mempunyai peranan untuk mempercepat proses reaksi kimia untuk mengubah senyawa lemak komplek menjadi lemak sedehana atau menjadi ether gliserol dan asam lemak yang langsung dapat dimanfaatkan oleh mikroba didalam tanah.
1.4. Katalitik
Merupakan enzim yang mempunyai peranan untuk mempercepat proses reaksi kimia dari senyawa khusus yang di-disain/dirancang menurut teknologi Enzym Pertanian.
2. Chellate Hayati
Berdasarkan sumber bahan baku pembuatan chellate dibagi menjadi dua golongan, yaitu: chellate berasal dari anorganik dan chellate berasal dari organik atau yang biasa disebut dengan chellate hayati. Sedangkan keunggulan chellate hayati dibandingkan dengan chellate anorganik, sbb: Chellate hayati berupa protein dengan rangkaian/rantai komponen asam amino yang spesifik, dimana masing-masing asam amino satu dengan lainnya diikatkan oleh ikatan peptida. Sehinga chellate hayati berasal dari bahan organik yang bersifat aman dan tidak beracun.
Kedua macam chellate pada hakekatnya mempunyai fungsi yang sama, yaitu:
2.1. Menjaga keseimbangan kation dan anion didalam reaksi reduktif dan oksidatif. Sehingga pH tanah menjadi stabil dan dalam pengujian, diperlukan alat yang disebut “Redox Potential” untuk mengetahui berapa besar nilai “mvolt” ion dari proses pelepasan atau pengikatan kation dan anion dalam reaksi kimia yang berlangsung.
2.2. Menjaga keseimbangan jumlah karbon dan derajad alkalinitas, terutama yang berkaitan erat dengan keseimbangan pH tanah, misalnya: pengaturan perimbangan jumlah CO2 (karbon dioksida), HCO3- (ion bikarbonat), CO3 2 – (ion karbonat) dan OH- (ion hidroksi).
2.3. Menjaga keseimbangan derajad hardness atau kesadahan, dengan cara mendeteksi derajad kemampuan Ca2+ (ion kalsium) dan Mg 2+ (ion magnesium) untuk dapat mengikat HCO3- (ion bikarbonat), dan CO3 2 – (ion karbonat).
2.4. Berperan sebagai larutan penyangga/buffer dari fluktuasinya pH tanah. Sehingga akan diperoleh pH tanah tertentu, sesuai dengan keinginan yang didisain dalam teknologi Enzym Pertanian.
2.5. Dalam kondisi tertentu dapat bertindak sebagai aktivator untuk mengaktifkan katalisator organik maupun anorganik yang terikat oleh anion atau kation bebas.
2.6. Untuk menjaga keseimbangan ekosistim mikroba didalam tanah yang sesuai dengan ragam dan jumlahnya dibutuhkan kajian yang lebih teliti, berkaitan erat dengan kaidah-kaidah tersebut diatas dan hal ini merupakan salah satu keunggulan teknologi Enzym Pertanian.
Selanjutnya apabila dilihat dari sumber bahan baku. Kandungan chellate hayati dalam formula Enzym Pertanian terdapat lima puluh empat jenis dengan fungsi kerja yang sangat spesifik, sesuai dengan ekosistim mikroba didalam tanah yang bekerjanya sangat komplek. Sedangkan untuk mengatur proses tersebut dikontrol oleh sistim pengendali yang ada didalam teknologi Enzym Pertanian.
3. Substrat/ Media/Bio Nutrisi M.O/Pasangan dari Enzym Maupun Chellate
Substrat didalam formula Enzym Pertanian berasal dari sari pati tumbuhan yang dipilih, dikaji dan disusun sedemikian rupa, sehingga mempunyai fungsi yang unik dan berkaitan erat dengan kemampuan yang spektakuler.
Adapun fungsi-fungsi tersebut secara garis besar, sbb:
3.1. Merupakan media mikro organisme yang menguntungkan dan berguna untuk membantu proses pemulihan kualitas ekositem tanah, baik dalam situasi aerobic (mutlak butuh oksigen dalam pengkulturan) dan situasi anarobic (tidak ada oksigen dalam proses pengkulturan, misalnya: suatu kondisi anaerobic yang terjadi didalam tanah).
Adapun maksud dan pengertian media disini, agar semua mikroba didalam tanah secara selektif dan menguntungkan dapat ditangkap dari alam semesta yang dapat berkembang biak secara alami tanpa rekayasa genetik. Hal ini sangat penting artinya, karena pada hakekatnya semua mikroba didalam tanah, khususnya bakteri mudah sekali mengalami mutasi genetik, misalnya: E.coli yang ada didalam sistim pencernaan manusia tidak berbahaya, apabila jumlah populasinya terkendali. Tetapi setelah terbuang melalui tinja dan berada dalam alam bebas atau selokan/got/comberan, maka E coli berubah menjadi type liar dan apabila terinduksi didalam perairan dan akhirnya terkontaminasi dengan manusia akan menimbulkan penyakit muntaber.
Sebagai catatan yang perlu digaris bawahi: “dewasa ini banyak sekali beredar mikroba didalam tanah khususnya bakteri yang dijual dipasar bebas”. Hal ini sangat berbahaya karena sifat bakteri yang mudah mengalami mutasi genetik, akan memungkinkan untuk berubah menjadi type liar dan ganas. Karena itu kelompok orang-orang yang melakukan hal tersebut, adalah orang-orang yang tidak mempunyai kecintaan terhadap bangsa maupun negara.
Sedangkan formula Enzym Pertanian dalam tahap finishing/akhir proses pembuatan, dilakukan proses pasturisasi agar tidak mengandung mikroba atau bakteri dan steril. Sehingga formula Enzym Pertanian dapat disimpan lebih dari 10 tahun.
3.2. Keragaman kandungan substrat didalam cairan Enzym Pertanian secara garis besar, terdiri dari: 1) Lima puluh delapan jenis substrat pasangan enzim.; 2) Lima puluh empat jenis substrat pasangan chellate.; 3) Substrat penerima sinyal informasi.; 4) Substrat sistim pengendali.; 5) Substrat prossesor/aktivator selektif.; 6) Substrat media mikroba didalam tanah selektif.; 7) Substrat pengatur ekosistim mikroba didalam tanah selektif.
3.3. Substrat hayati kompleks didalam cairan Enzym Pertanian, harus didisain secara teliti dan diperhitungkan sedemikian rupa. Karena hal ini akan sangat menentukan terhadap “jumlah populasi dan keragaman mikroba didalam tanah”.
3.4. Substrat hayati kompleks didalam teknologi Enzym Pertanian, terbukti secara nyata mampu menerima dan memilah sinyal-sinyal informasi sesuai dengan kebutuhan fisiologi tanaman dan dapat bekerja secara optimal sesuai dengan disain teknologi Enzym Pertanian. Atau dengan perkataan lain sinyal-sinyal informasi tersebut diolah dan dikirim atau masuk kedalam sistim pengendali fungsi kerja lima puluh delapan jenis enzim kompleks atau dua puluh empat jenis chellate kompleks untuk diaktifkan secara terpadu antar lintas sektoral, maupun diaktifkan secara selektif partial dan dapat bekerja secara otomatis sesuai dengan pasangannya. Hal ini merupakan trobosan teknologi jauh kedepan yang masih langka dan apabila djabarkan secara matrikulasi akan terdapat jutaan variabel alternatif yang sulit untuk ditiru atau dijiplak dan “hal tersebut merupakan keunggulan teknologi Enzym Pertanian” yang menyebabkan teknologi Enzym Pertanian lebih unggul dibandingkan dengan teknologi lainnya.
4. Vitamin dan Garam Elektrolit
Vitamin adalah senyawa organik yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lain dan masing-masing mempunyai peranan tertentu. Dalam berlangsungnya proses pemulihan ekosistem mikroba tanah, vitamin hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan mikroba secara normal.
Menurut kelarutan dan fungsi fisiologis maka vitamin dibagi menjadi dua golongan yaitu:
4.1. Vitamin yang larut dalam air dan tidak larut dalam lemak yaitu: vitamin golongan B komplek berfungsi sebagai senyawa essensial/mutlak harus ada sebagai ko-enzim dalam proses metablisme. Selanjutnya vitamin tersebut dalam keadaan normal tidak mutlak ada, karena mikroba didalam tanah dapat mensintesanya. Demikian juga vitamin C dapat disintesa oleh mikroba tanah dalam jumlah yang terbatas. Adapun fungsi khusus didalam jaringan tanaman, berguna untuk mengatur proses reaksi reduktif dan oksidatif didalam sel tanaman, sehingga tanaman tidak rentan terhadap serangan penyakit.
4.2. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak, yaitu: golongan Vitamin A,D,E dan K.
4.3. Garam elektrolit adalah kumpulan mineral dalam bentuk garam-garam fisiologi yang dibutuhkan oleh tanaman dari setiap makhluk hidup untuk berlangsungnya proses metabolisme. Keberadaanya dalam teknologi Enzym Pertanian berkaitan erat denga perimbangan yang ideal antara : C/M.O Ratio.; C/N Ratio.; C/P Ratio.; C/Ca Ratio.; C/ Mg dan lain-lain. (Catatan : C = Karbon.; M.O = mikro organisme.; N = nitrogen.; Ca = kalsium.; P = posphat.; Mg = magnesium).
B. KINERJA ENZYM PERTANIAN (BIO TANI) DIDALAM TANAH
Secara tampak lahiriah didalam tanah terjadi proses perimbangan yang ideal antara : 1 ) Fisika Tanah: tekstur dan struktur tanah menjadi gembur dan mawur.; 2) Biologi Tanah: kehidupan mikroba tanah menjadi serasi atau selaras, sehingga ekosistem tanah menjadi berimbang dan mikroba pathogen akan tertekan hidupnya. Hal ini terlihat dengan menurunnya endemi penyakit/hama.; 3) Kimia Tanah, misalnya : pH, air tanah, alkalinitas, hardness menjadi stabil dan pertukaran ion-ion antara anion maupun kation dalam posisi berimbang. Sehingga unsur hara tanah menjadi berimbang atau serasi dan penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi sempurna. Selanjutnya perubahan unsur hara atau kimia tanah dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Perubahan Unsur Hara Makro atau Kimia didalam Tanah
Diskribsi Reaksi Reduktif
Unsur Hara
Terikat Reaksi Normal
Unsur Hara
Terserap Sempurna Reaksi Oksidatif
Unsur Hara
Terikat
pH Tanah < 5,4 5,5 – 6,2 > 6,3
Unsur Hara:
- Nitrogen
- Posphat
- Kalium
- Sulfat
NO2 –
PO33 –
KCl
SO32 –
NO3– & NH4+
PO43 –
K2O
SO42 – & NH4(SO4)2
NH3
Ca(PO4)2 & KPO4
KPO4
Ca SO4 & K(SO4)2
Air H + H2O OH -
Karbon (C) atau Alkalinitas
CO2 & H2CO3
HCO3 -
CO3 2 - & OH -
Hardness - - CaCO3 & CaMg(CO3) 2
Ion-Ion Al, Au, Fe, Pb, Cu,
Mn, Mo, Si, Se. - Ca, Mg
Sumber : R & D PT.Nusa Indo Agro Madani , tahun 1990
D. KINERJA ENZYM PERTANIAN DI DALAM DAUN
Daun merupakan faktor penting untuk tanaman yang berhijau daun, karena daun merupakan perangkat utama untuk berlangsungnya proses fotosintesa yang berguna untuk mengubah cahaya matahari menjadi cadangan makanan berupa pati atau amylum. Adapun reaksi fotosintesa siang hari tersebut dilihat dibawah ini:
Fotosintesa Siang ATP
n CO2 + n H2O Cn(H2O)n + n O2
Sel Hijau Daun
Fotosintesa malam ADP ATP
n CO2 + n H2O Cn(H2O)n + n O2
Sel Hijau Daun
Dalam proses fotosintesa siang hari yang terpenting adanya : Jebakan CO2 dalam udara, jumlah air, matahari (intesitas/lama penyinaran atau sudut penyinaran) dan jumlah sel hijau daun yang tentunya berkaitan dengan lebar daun dan demikian sebaliknya pada fotosintesa pada malam hari, perlu jebakan O2 , tersedianya pati dan tersedianya ATP.
Untuk mengatasi hal tersebut teknologi Enzym Pertanian, mensiasati atau mendisain agar tanaman menjadi rimbun sehingga dapat menjebak CO2 pada reaksi fotosintesa malam hari yang selanjutnya akan digunakan dalam reaksi fotosintesa siang hari dan demikian sebaliknya.
Penyemprotan daun dengan Enzym Pertanian dicampur dengan telor ayam adalah sangat disarankan, hal ini bertujuan agar tanaman berdaun lebat/rindang dan berdaun lebar yang bertujuan agar proses fotosintesa dapat berjalan sempurna. Disamping itu kombinasi antara Enzym Pertanian dengan telor akan menjadi Alpha Bucetracol, yaitu: hormon bunga.
Perlakuan penyemprotan daun yang dilakukan berkala, akan sangat bermanfaat karena didalam Enzym Pertanian terdapat substrat yang bermanfaat untuk dapat merangsang pertumbuhan mikroba fotosintesa yang berguna sebagai booster dari sel hijau daun sehingga dapat bekerja ganda dan tidak banyak terpengaruh oleh cuaca pegunungan yang sering sinar mataharinya tertutup oleh awan (mendung).
Penyemprotan daun dengan Enzym Pertanian dapat dicampur dengan pestida, fungisida atau insektisida yang dosisnya, disarankan agar dikurangi sedikit, akan tetap efektif karena Enzym Pertanian dilengkapi dengan Enzim sebagai katalisator organik yang dapat meningkatkan kinerja pestisida, fungisida atau herbisida. Disamping itu Enzym Pertanian dilengkapi dengan Chellate yang berfungsi sebagai buffer/penyangga pH larutan, karena mampu menetralisir radikal-readikal bebas.
F. APLIKASI ENZYM PERTANIAN UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA
1. Pengolahan Tanah
Tujuan pengolahan tanah agar tekstur maupun struktur tanah menjadi gembur dan pH tanah tanah akan menjadi stabil. Dalam aplikasi teknologi Enzym Pertanian disarankan tidak menggunakan Kaptan ( Kapur pertanian, misalnya kapur tohor/kalsit CaCO3 , Ca OH dan dolomit CaMg (CO3)2 ).
1.1. Larutkan Enzym Pertanian sebanyak 2 liter (2 botol) dengan air ± 1.000 liter dan siram merata kepermukaan tanah yang akan diolah. Kemudian cangkul dan buatkan bedengan sesuai dengan kebiasaan petani dan disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Selanjutnya biarkan 4-5 hari.
1.2. Berikan pupuk dasar, misalnya: Urea, Za, KCl, Super Posphat, dan pupuk kompos sesuai dengan kebiasaan petani. Untuk penggunaan pupuk kompos cukup digunakan dosis 25% dari kebiasaan yang dilakukan oleh petani, misalnya: 10 ton/Ha cukup dengan 2,5 ton/Ha.
1.3. Usai pemberian pupuk dasar, maka larutkan Enzym Pertanian sebanyak 2 liter (2 botol) dengan air ± 1.000 liter dan siram merata kepermukaan tanah yang telah diberi pupuk dasar.
1.4. Setelah selesai pemberian pupuk dasar, bedengan ditutup dengan plastik atau mulsa.
1.5. Tanah siap untuk ditanami dengan tanaman hortikultura, sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh petani.
2. Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman dibagi dua, yaitu : 1) Perawatan Tanaman untuk Perkembangan vegetatif, meliputi: akar, batang daun dan pertumbuhan tunas atau cabang. 2) Perawatan Tanaman untuk Perkembangan generatif dan Perawatan daun, bunga dan buah.
Adapun tujuan dari perawatan tanaman agar, diperoleh tanaman yang seragam baik warna daun, kerimbunan, tinggi tanaman dan kemampuan produkvitas perpohonnya. Umumnya apabila aplikasi Enzym Pertanian dilakukan secara baik dan benar, maka tanaman akan cenderung tahan terhadap serangan hama/penyakit. Kemudian cabang maupun ranting tanaman menjadi berwarna hijau cerah dan daun cenderung lebat, sehingga proses fotosintesa akan lebih sempurna. Sehingga persentase bunga yang gugur akan menjadi lebih kecil dan kecenderungan kualitas buahnya akan lebih baik.
2.1. Perawatan Tanaman u/ Perkembangan Generatif dan vegetatif
2.1.1. Buat campuran pupuk makro yang mengandung N,P dan K, misalnya: Urea 5 Kg, KCl 1 Kg dan SP-36 2 Kg kemudian diaduk/dicampur sampai dengan merata.
2.1.2. Setiap 7-10 hari berikan campuran pupuk tersebut pada tanaman sesuai dengan kebutuhan yang aplikasinya disesuaikan dengan besar, kecilnya tanaman atau umur tanaman. Dengan takaran diantara 1 s/d 7 gram pertanaman, yaitu dengan rincian sbb: Pemupukan
Pertama disudut utara, 7-10 hari kemudian di sebelah selatan, 7-10 hari kemudian di sebelah timur dan 7-10 hari kemudian disebelah barat. Demikian selanjutnya sampai dengan tanaman tua dan tidak produktif.
2.1.3. Setiap pemberian pupuk makro berikan Enzym Pertanian sebanyak 300 cc (1/3 botol Enzym Pertanian) dan campur dengan 200 liter air. Kemudian disiramkan pada tanah disekitar tanaman secukupnya.
2.2. Perawatan daun, bunga dan buah
2.2.1. Penyemprotan dilakukan setiap 7 hari sekali dengan menggunakan Enzym Pertanian sebanyak 60 cc (4 tutup botol Enzym Pertanian) ditambah 1 butir telur ayam dan satu sendok makan KNO3 powder atau kristal. Kemudian dicampur dengan sebanyak 17 liter atau satu tangki penyemprot tanaman. Penyemprotan tanaman dilakukan sampai dengan tanaman tua atau sudah tidak produktif..
2.2.2. Penyemprotan ini bisa dicampur dengan 1 ons belerang atau obat-obatan lain, misalnya : insektisida, fungisida dengan dosis diperkecil menjadi 50 - 75% .
Daya kerja insektisida, maupun fungisida akan lebih efektif karena didukung oleh Enzym Pertanian yang terkandung didalam Enzym Pertanian.
2.2.3. Dengan menggunakan Enzym Pertanian maka obat-obatan, misalnya: zat Perangsang daun, zat perekat daun, zat perangsang bunga dan lain-lain sudah tidak digunakan lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar